Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Kepanikan terjadi di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat gempa bumi terjadi Minggu (25/10/2020) pukul 07.57 WIB.
Taufik Hidayat, sopir ambulans RSU mengatakan kepanikan terjadi di ruang rawat inap.
"Sempat terdengar teriakan-teriakan menyebut nama Allah," ujarnya.
Warga yang sedang berada di luar segera masuk ke ruang rawat untuk melihat anggota keluarganya yang sedang dirawat.
"Sementara yang ada di dalam juga sempat ada yang ke luar. Tapi suasana panik tidak berlangsung lama, karena gempa juga berlangsung sesaat," ujar Taufik.
Baca juga: Gempa Guncang Pangandaran Pagi Ini, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Taufik sendiri bersama rekan kerjanya sempat ke luar ruangan.
"Pas di luar ternyata banyak juga yang pada keluar," katanya.
Kepanikan di dalam ruang rawat inap, tambah Taufik, juga segera mereda dan terkendali, setelah perawat yang bertugas menenangkan pasien.
Baca juga: Biasa Pakai Tongkat, Warga Ciamis Ini Lari Keluar Rumah Tanpa Alat Bantu Saat Gempa Mengguncang
Kepanikan juga sempat terjadi di Jalan Buninagara, Kecamatan Cipedes.
Warga berhamburan ke jalan karena khawatir gempa berlanjut dan rumah ambruk.
"Kami sempat berlarian keluar rumah sambil bawa anak, soalnya gempanya terasa kuat dan khawatir berkelanjutan dan merusak rumah," kata Asep (40), warga setempat.
BMKG imbau warga tetap tenang
Gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, Minggu (25/10/2020) pukul 07.56.47 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,5.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Baca juga: Biasa Pakai Tongkat, Warga Ciamis Ini Lari Keluar Rumah Tanpa Alat Bantu Saat Gempa Mengguncang
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran sebesar III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Baca juga: Gempa di Pangandaran, Tiang Listrik di Ciamis Terlihat Berguncang-guncang, Warga Takut Rumah Ambruk
Kemudian di Kuningan, Garut, dan Cilacap sebesar III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, dan Yogyakarta II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Di Kota Bandung dan Tegal dirasakan II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca juga: GEMPA HARI INI: Pangandaran Diguncang Gempa 5,9 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menuturkan dalam keterangan tertulisnya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
Hingga hari Minggu, 25 Oktober 2020 pukul 08.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Berikut Penjelasan Lengkap Mengenai Skala MMI dilansir dari https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg.
Skala MMI I-II
TIDAK DIRASAKAN (Not Felt) Tidak dirasakan atau dirasakan hanya oleh beberapa orang tetapi terekam oleh alat.
Skala MMI III-V
Dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.
Skala MMI VI
KERUSAKAN RINGAN (Slight Damage) Bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak rambut pada dinding, genteng bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan.
Skala MMI VII-VIII
KERUSAKAN SEDANG (Moderate Damage) Banyak Retakan terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah. Sebagian plester dinding lepas. Hampir sebagian besar genteng bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang.
Skala MMI IX-XII
KERUSAKAN BERAT (Heavy Damage) Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api melengkung.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kepanikan Juga Sempat Terjadi di RSU dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Ada yang Teriakkan Nama Allah