"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosif rendah, yaitu satu."
"Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," katanya.
Baca juga: Ternyata Ada Misi Rahasia yang Dilakukan Jelang Erupsi Besar Merapi 10 Tahun Lalu, Ini Kata Pakar
Hanik mengungkapkan letusan Gunung Merapi pada 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4.
Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada 1872.
"Erupsi besar 2010 memberikan pembelajaran berarti dalam pengelolaan kebencanaan gunung api baik itu peringatan dini, penyampaian informasi, dan lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Hanik menyatakan ada tantangan tersendiri dalam mitigasi bencana di era pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, Hanik berharap ada kesinambungan informasi dari pemangku kepentingan ke masyarakat.
"Data harus selalu ada secara kontinu, informasi harus tetap sampai pada pemangku kepentingan maupun masyarakat."
"Kalau sampai terjadi krisis bagaimana cara menanggulangi, dan harus dilakukan secara komprehensif," sebut Hanik.
Baca juga: Pengamat Termuda Gemetar saat Gunung Merapi Meletus pada 2010, Kaca dan Pintu Jendela Pos Bergetar
Rekomendasi Masyarakat
Sementara itu dikutip dari laman magma.esdm.go.id, dengan status waspada Gunung Merapi, rekomendasi untuk masyarakat ialah :
1. Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
2. Area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.
3. Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.