News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fatra Yudha Pratama: Sulawesi Utara Butuh Pemimpin yang Berbasis Data dan Program Kongkrit

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi-Pilkada 2020.(Foto Istimewa/via https://apahabar.com)

TRIBUNNEWS.COM, MINAHASA - Peneliti UGM, Fatra Yudha Pratama berpendapat, pasangan petahana Olly Dondokambey dan Steven Kandouw terlihat lebih unggul dibandingan dua kandidat lainnya, CEP-Sehan dan VAP-Hendry, dalam debat publik pertama Cagub-Cawagub Sulut 2020 yang digelar KPU Sulut di Bukit Makatete Hills, Warembungan Minahasa, Kamis (5/11).

“Pada debat kemarin, Olly-Steven mampu menjelaskan tema debat secara kongkrit dengan menunjukkan data dan capaian yang sudah dilakukan. Sementara CEP-Sehan dan VAP-Hendry masih berkutat di tataran latar belakang dan belum menyentuh dimensi praksis,” tutur Fatra, Jumat (6/11/2020) siang.

Saat ini yang dibutuhkan Sulawesi Utara dikatakan Fatra Yudha Pratama adalah pemimpin yang bukan hanya menguraikan bayang-bayang, tapi harus berbasis data dan program kongkrit dalam melakukan penetrasi ke akar permasalahan.

Pada debat virtual yang bertemakan “Penanganan, Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), serta Kesehatan Masyarakat, Pencegahan Bencana Alam, Pengembangan Wilayah, Infrastruktur Daerah”, terdapat 5 sesi yang diberikan oleh pantia penyelenggara. Sesi pertama penyampaian visi dan misi, sesi kedua menjawab pertanyaan yang sudah diberikan tim ahli, sesi ketiga, sesi keempat tanya jawab antar pasangan calon, sesi kelima closing statment dari masing-masing kandidat.

Dia menjabarkan, soal isu Covid Olly-Steven mantab menjelaskan perihal penanganan yang sudah dilakukan oleh Pemprov Sulut di antaranya sinergitas Forkopimda dan kabupaten/kota, menggencarkan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan), serta membahas realokasi anggaran dan refocusing program di bidang kesehatan 60%, perekonomian 10% dan Jaring Pengaman Sosial 30%, dua rumah sakit darurat covid, masing masing 200 bed dan 125 bed.

Dikatakannya, dalam tujuh bulan Olly-Steven menerbitkan regulasi berupa 19 Peraturan Gubernur, empat Keputusan Gubernur, 13 Edaran Gubernur, dan satu instruksi Gubernur.

Persoalan pengembangan wilayah dan infrastruktur daerah, Olly-Steven memaparkan konsep bagaimana ke depan Sulut perlu konektivitas untuk mempercepat mobilisasi perekonomian yang merata dengan perlu memperluas daya tampung Bandara, Tol Manado- Bitung, Tol Airmadidi-Amurang, jalan lingkar Manado dan Trans Sulawesi.

“Di bidang energi, Olly-Steven mendatangkan kapal pambangkit listrik didaerah-daerah kepulauan dan pengembangan energi terbarukan,” katanya.

Program lainnya adalah pembangunan kawasan ekonomi khusus di Bolaang Mongondow dan pengembangan KEK Bitung dan Likupang. Pembangunan bendungan Kiwil dan Sawangan sebagai tempat menampung dan menyimpan air, sehingga meminimalisir dampak banjir dan bisa bermanfaat untuk pertanian.

Serta pembangunan bidang telekomunikasi, menyediakan internet tercepat dengan memanfaatkan jejaring Palapa Ring yang tersambung dengan Pacific Ring serta membangun teknologi layanan digital.

“Dari pemaparan yang disampaikan terlihat jelas Olly-Steven bukan hanya memiliki konsep, visi dan misi yang jelas tapi juga berskala global. Sebab dalam alam pikir pemimpin yang canggih aspek melihat masalah dan potensi secara holistik menjadi keharusan,” ujarnya.

Di saat daerah lain sedang bertarung menghadapi Covid-19 dan dampak perekonomian yang ditimbulkan. Olly-Steven justru mampu melakukan ekspor komoditi lokal ke Jepang dan berbagai negara lain.

Dalam perdebatan kali ini Olly-Steven jelas terlihat menguasai masalah dan tahu cara mengurai masalah, berbicara soal fakta dan data bukan asumsi belaka, tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini