TRIBUNNEWS.COM - Pertunjukan wayang bertajuk Shri Rajasa Sang Amurwabhumi siap digelar di Desember 2020 mendatang.
Hal menariknya, pertunjukan itu digarap secara sinematik dengan menggabungkan beberapa unsur, seperti wayang, teater, komposisi musik baru, dan permainan multimedia.
Koordinator media acara, Aris Setiawan, menjelaskan pertunjukan ini berawal dari seorang dalang dan komposer musik gamelan asal Malang bernama Bagus Baghaskoro Wisnu Murti yang mendapat hibah berupa fasilitasi Bidang Kebudayaan dari Kemendikbud.
Fasilitas itu digunakan untuk menggelar pertunjukan kolosal di Jawa Timur.
Baca juga: Kebo Nyusu Gugel, Pertunjukan Seni Virtual di Tengah Pandemi
Aris menyebut, Shri Rajasa Sang Amurwabhumi menawarkan hal yang berbeda daripada pertunjukan wayang selama ini yang biasanya menampilkan kisah Mahabharata dan Wiracarita Ramayana.
"Kita menawarkan cara pandang baru, kita akan menampilkan cerita-cerita di Nusantara yang tidak pernah dilakonkan."
"Selain itu, pementasan akan menggunakan bahasa Indonesia, permainan film, dan wayang sandosa bayang-bayang," ucapnya kepada Tribunnews, Selasa (24/11/2020).
Aris melanjutkan, pertunjukan Shri Rajasa Sang Amurwabhumi digarap secara serius selama berbulan-bulan.
Disebutkan pihak Bagus Baghaskoro Wisnu Murti dan tim dari komunitas Saba Nusa, membutuhkan waktu 6 bulan untuk melakukan penelitian serta mematangkan berbagai persiapan lainnya.
"Kita ke candi-candi dan ke berbagai narasumber untuk mencari cerita yang presisi. Jadi pertunjukan ini berbasis penelitian," imbu Aris.
"Termasuk bagian musiknya kita juga garap dengan sangat serius," lanjut dia.
Terakhir Aris menyebut pertujukan yang digelar di Kota Malang (4 Desember 2020) dan Kota Kediri (6 Desember 2020) ini juga memiliki satu tujuan.
Utamanya untuk memperkenalkan kekayaan budaya nusantara kepada generasi muda atau milenial.
"Kita mau sajikan, jika pertunjukan wayang itu enak didegar dan tidak membosankan. Dan semoga penonton dapat mengambil hikmah dari karya ini," tandasnya.
Baca juga: Seni Calung Sampaikan Nilai-nilai Empat Pilar MPR
Cerita Shri Rajasa Sang Amurwabhumi
Lakon Shri Rajasa Sang Amurwabhumi berupaya memperkenalkan kisah perjalanan hidup Ken Arok dalam mendirikan kerajaan Tumapel.
Kisah tersebut selama ini jarang dilakonkan dalam pertunjukan, terutama wayang kulit, yang lebih banyak mengangkat epos Mahabarata dan Ramayana.
Dengan demikian Bagus dan Komunitas Saba Nusa memberi edukasi dalam menumbukkan kecintaan pada lakon-lakon bercitarasa nusantara.
Kendatipun pertunjukan hendak menyuguhkan satu tampilan baru, namun masih terikat dengan bingkai tradisi yang kuat.
Kebanyakan pendukung karya ini adalah seniman profesional di bidangnya, sehingga kekaryaan yang ditampilkan digarap secara serius.
Shri Rajasa Sang Amurwabhumi akan dipentaskan kali pertama di Taman Krida Budaya Malang pada 4 Desember 2020, dengan format pertunjukan blanded .
Pertunjukan ini akan mengundang penonton terbatas berjumlah 50 orang dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiarkan secara daring.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Berencana Memperkuat Pendidikan Seni di Sekolah
Komunitas Saba Nusa
Komunitas Saba Nusa (sinema wayang babad nusantara) adalah sebuah komunitas yang berdiri di bulan Maret tahun 2017 dengan diprakarsai oleh tiga orang, yaitu Bagus Baghaskoro Wisnu Murti, Wahyu Dunung Raharjo, dan Sambowo Agus Herianto.
Komunitas ini konsisten menyajikan karya-karya berbasis wayang layar lebar, namun dengan diberi sentuhan-sentuhan sinematik, teatrikal, bahkan penciptaan musik baru.
Cerita yang disajikan pun berkutat pada Sejarah Nusantara.
Pada karya pertama (April 2017) mengangkat lakon Adiparwa Wilwatikta yang bercerita tentang hancurnya Singhasari sampai berdirinya kerajaan Majapahit.
Karya ini cukup sukses, terbukti dari banyak permintaan untuk mengadakan pentas, antara lain di Gedung Cak Durassim Surabaya (April 2017), Marakash Square Bekasi (November 2017), Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Tengah (Desember 2019), serta pada acara HUT UNIMA Indonesia (Union Internazionale de la Marrionette) di Gedung Pewayangan Kautaman (Desember 2020).
Pada karya berikutnya, Bagus Baghaskoro didukung oleh Saba Nusa mengangkat cerita tentang narasi kisah hidup Ken Arok sebagai pendiri kerajaan Tumapel.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)