Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, terdampak banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan catatan BNPB, pada Minggu (27/12/2020) sebanyak 1.830 unit rumah, 3 unit sarana Pendidikan dan 2 unit mushola terdampak genangan. Tinggi muka air genangan masih sekitar 30 – 40 cm.
Genangan tersebut masih terpantau di Desa Gunungsari dan Desa Pangerangan, sedangkan genangan di Desa Japurabakti telah surut.
Baca juga: Sekitar 2.000 Kepala Keluarga di Dayeuhkolot Bandung Terdampak Banjir
Baca juga: Fakta Perempuan asal Cirebon Pemakan Silet, Rasanya Seperti Kerupuk dan Lemas Saat Tak Memakannya
"BPBD dan unsur pemerintah daerah lain masih melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak banjir.
BPBD berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk memastikan warga dilayani dengan baik serta melakukan kaji cepat di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).
Banjir di Kabupaten Cirebon terjadi sejak Sabtu (26/12/2020), sekitar sore hari. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit air Sungai Singaraja meluap pada 15.20 WIB.
"Saat itu banjir berdampak pada 2.657 KK atau 6.488 jiwa serta 30 jiwa mengungsi ke Balai Desa Gunungsari," ucap Raditya.
Saat itu, banjir menggenangi 5 desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Astanajapura, Kecamatan Waled dan Kecamatan Pangenan. Desa yang terdampak banjir, antara lain Desa Japurabakti (Kecamatan Astanajapura), Desa Gunungsari dan Mekarsari (Waled) dan Desa Pangerangan dan Astana (Pangenan).
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, untuk periode 26-28 Desember 2020.
Sementara itu, Kabupaten Cirebon termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir kelas sedang hingga tinggi.
Analisis BNPB sebanyak 39 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, di antaranya kecamatan-kecamatan yang terdampak banjir Sabtu lalu.
"Sedangkan dilihat dari luas wilayah bahaya, BNPB memonitor luas bahaya di 39 kecamatan tersebut hingga 76.688 hektar," ungkap Raditya.
Raditya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir maupun bahaya hidrometeorologi lainnya. Hal tersebut dilatarbelakangi musim hujan tahun ini yang dipengaruhi fenomena La Nina serta jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021.
--