TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ni Putu Widiastuti, seorang pegawai bank di Kuta ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya Jalan Kerta Negara, Gang Widura, Nomor 24, Dusun Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Denpasar, Senin (28/12/2020) sekitar pukul 08.30 Wita.
Orang yang pertama kali menemukan korban adalah Gede Hara Yogi Swara (28), sang pacar.
Keluarga korban terkejut dan syok saat mendengar kabar Ni Putu Widiastuti meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Mereka sempat tak percaya Widiastuti telah meninggal.
Kakak sepupu korban, Nana (27) yang datang bersama sejumlah keluarga korban mengaku mendapat kabar duka ini dari ibu korban.
"Saya baru tahu tadi pagi. Dikabari kalau adiknya ngalin (meninggal). Terus saya tanya ngalin gimana? Saya kan gak ngerti, ternyata maksudnya sudah gak ada lagi," ujar Nana.
"Jadi kan saya gak percaya. Saya kira bercanda, biasanya begitu. Saya kira mau nikah, ternyata enggak," lanjutnya.
Nana lalu menceritakan sosok adik sepupunya itu selama masa hidupnya.
Widiastuti kelahiran Denpasar, 25 Oktober 1996, dikenal mandiri, dan memiliki sifat yang sabar.
"Anaknya bener-bener sangat mandiri, sabar. Kalau ada masalah dia diem, tidak mau ngasih tahu beban ke keluarganya," tutur Nana.
Nana yang saat itu terlihat menahan air mata, berusaha mengingat dan menceritakan informasi terkait adiknya tersebut.
Nana mengatakan pada Jumat (25/12/2020) lalu, ia masih berkomunikasi dengan korban.
Beberapa kali ia juga masih melihat postingan Facebook milik adik kesayangannya.
"Terakhir komunikasi hari Jumat lalu sama seminggu yang lalu sih. Sempat juga saya lihat postingan di Facebook-nya karena sering pasang status. Waktu itu dia sedang berlibur dengan cowoknya," kata Nana.
"Saya selalu sempat pantau, meskipun saya juga kerja. Dia juga sibuk kerja di bank, jadi semenjak kerja ini sudah sangat jarang ketemu," ungkapnya.
Setiap berkomunikasi, Widiastuti selalu bercanda. Namun, ketika ada masalah korban selalu menutup diri dan tidak mau menceritakan karena tidak mau membebani keluarganya.
Baca juga: Lima Pengakuan Mengejutkan Sri Dewi, Ibunda LIsa Sirait TKI Indonesia yang Dibunuh di Malaysia
"Jadi kalau ada masalah dia diam. Dia punya cowok juga diam, maksudnya dia mau berbagi dengan cowoknya, tapi gak mau ngerepotin cowoknya," tambahnya.
Ditanya mengenai korban yang tinggal di rumah dua tingkat ini, Nana mengatakan memang dia tinggal sendiri. Kadang ditemani pacarnya dan juga orangtuanya.
"Adik di sini tinggal kadang sama pacarnya, kadang sama orang tuanya," lanjut Nana.
Nana dan keluarga berharap kasus dugaan pembunuhan ini dapat segera diselesaikan.
Selanjutnya pelaku pembunuhan dapat segera ditemukan dan diproses hukum.
Pacar Histeris
Sebelumnya, pacar Ni Putu Widiastuti, Gede Hara Yogi Swara (28) kaget saat mendapati korban tewas mengenaskan.
Saat tiba di rumah pacarnya itu, Yogi melihat pintu pagar dan pintu rumah sudah terbuka.
Rasa cemasnya makin membuncah, dan perasaannya mulai tak enak.
Yogi bergegas mencari tahu keberadaan pacarnya, yang tinggal seorang diri di rumahnya yang besar itu.
Ia makin curiga setelah melihat bercak darah di lantai rumah.
Saat memasuki kamar Putu Widiastuti di lantai dua, betapa kagetnya Yogi melihat sang pacar sudah tergeletak tak bernyawa di atas tempat tidurnya.
Dalam kondisi syok dan panik, Yogi berteriak-teriak meminta tolong warga sekitar.
Beberapa warga lalu berdatangan melihat keadaan sekitar rumah, namun tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah.
"Saya temukan di lantai dua, di kamar tidurnya sudah tidak bernyawa. Lalu saya berteriak minta tolong kepada warga," tutur Yogi setelah penemuan jenazah pacarnya, kemarin pagi.
Putu Widiastuti ditemukan dalam posisi telentang di atas kasur dengan kepala menghadap ke selatan, menggunakan bra, dan celana pendek berwarna cokelat.
Baca juga: Petani Cabai di Prabumulih Menjadi Korban Pembunuhan, Tempurung Kepalanya Pecah Dipukul Benda Tumpul
Yogi yang tinggal di Jalan Pulau Buru, Denpasar, mengaku sempat mendapat telepon dari pacarnya sehari sebelum kejadian.
Beberapa kali pacarnya menghubungi dirinya, namun ia tidak sempat mengangkat telepon.
"Dia sempat menghubungi saya beberapa kali, tapi saya tidak angkat. Baru tadi (kemarin, red) saya ke sini dan saya lihat ada bercak darah di lantai rumahnya," ujarnya.
Kepala Wilayah Dusun Poh Gading, Made Darmayasa (43), mengaku mendapat informasi dari warga soal peristiwa tersebut.
"Dari kantor saya langsung ke sini. Pas diperiksa sudah banyak bercak darah," ujarnya saat ditemui di TKP di depan rumah korban.
Namun Darmayasa dan sejumlah warga tak berani masuk ke rumah korban.
"Kami belum berani masuk, sebelum dari Bhabin masuk terlebih dahulu ke dalam rumah," tambahnya.
Ia mengaku mendapat laporan penemuan mayat ini sekitar pukul 08.30 Wita.
"Tahunya sekitar setengah 9 atau jam 9 pagi. Pas saya lihat memang pintu dan pagar terbuka. Saya dapat info, kalau ada sepeda motor Honda Scoopy warna merah milik korban juga hilang di rumah korban," terangnya.
Diketahui Putu Widiastuti merupakan pegawai swasta di salah satu bank ternama di Kuta.
Wanita muda yang bertugas sebagai teller bank ini berasal dari Sukawati, Gianyar.
Korban Pembunuhan
Pantauan Tribun Bali di lokasi kejadian, sejumlah petugas kepolisian dari Polresta Denpasar, Polsek Denpasar Barat, dan Inafis Polresta Denpasar langsung datang ke TKP begitu mendapat laporan penemuan mayat.
Petugas kepolisian lalu melakukan pemeriksaan di dalam rumah bertingkat dua berwarna putih itu.
Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas BPBD Kota Denpasar mengevakuasi jenazah Putu Widiastuti dengan mobil ambulans menuju RSUP Sanglah, Denpasar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka tusuk di sekujur tubuh korban.
"Tusukan kecil, tapi bukan pisau, mirip belati," ujar seorang petugas kepolisian di TKP.
Baca juga: Pensiunan Guru yang Tewas Dibunuh Perampok di Banda Aceh Ternyata Berencana Pindah Rumah
Selain itu, kondisi di dalam kamar korban yang berada di lantai dua dalam kondisi berantakan.
Sedang barang yang diketahui hilang yakni satu unit sepeda motor.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya, saat ditemui di lokasi kemarin siang menyatakn masih mendalami kasus ini.
"Penyebab kematian kita masih lakukan pendalaman melalui autopsi," katanya.
Diduga kuat, Putu Widiastuti meninggal dunia setelah menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas).
Apalagi ditemukan banyak bercak darah dan motor yang hilang.
"Saat ditemukan memang terlihat ada bekas luka tusuk di sekujur tubuhnya. Beberapa tempat dan di kamar terdapat bercak darah," ujar Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu I Ketut Sukadi, Senin (28/12/2020) malam.
Dalam keterangan saksi, Putu Yasmika (56) mengaku mendengar suara teriak-teriak ada perampokan.
Selanjutnya ia menghubungi prajuru banjar untuk menghubungi Bhabinkamtibmas Ubung Kaja Aiptu I Wayan Parwata.
Saksi lainnya, Sayida Rani (22), pada pukul 01.00 Wita dini hari, mengaku mendengar suara pintu gerbang rumah korban terbuka.
Selanjutnya ia mendengar suara motor keluar dari TKP pukul 09.00 Wita.
Rani mendengar suara teriakan laki-laki minta tolong yang diketahui kekasih korban Gede Hara Yogi Suara.
Kemudian suami Rani ke luar dan mengecek kondisi korban di dalam rumah, selanjutnya menghubungi bantuan ke pihak kepolisian.
"Korban diketahui kerja sebagai pegawai bank di Kuta. Kekasih korban yang pertama kali melihat kejadian ini, dengan kondisi penuh luka dan bercak darah di dalam kamar di lantai dua," terang Iptu Sukadi.
Sementara dari hasil pemeriksaan tim Inafis Polresta Denpasar, diketahui korban meninggal dunia akibat kehabisan darah.
Korban mengalami luka terbuka pada leher, dada, perut, serta beberapa tubuh korban lainnya dengan jumlah luka tusuk sebanyak 25 kali.
Baca juga: Gadis Asal Asahan Tewas Dibunuh di Malaysia, Sesal Sang Ibu Hingga Cerita Soal Bunga Kuburan
Masing-masing satu tusukan pada telinga, leher kanan kiri, punggung, dada, bahu kiri depan, lutut kanan, dan tangan kanan.
Sedangkan 4 luka tusuk pada lengan kiri dan paha kanan, payudara perut dan paha kiri sebanyak 2 tusuk, lengan kanan ada 3 luka dan telapak tangan terdapat luka gores.
"Dugaan sementara korban meninggal dunia karena kehabisan darah dan banyak luka tusuk di bagian tubuh korban. Barang korban di TKP juga ada yang hilang, berupa satu unit sepeda motor Scoopy warna merah plat DK 3114 KAR dan satu dompet milik korban," terang Sukadi.
Terkait pelaku pembunuhan, Sukadi mengatakan hingga tadi malam polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. (riz)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pegawai Bank di Kuta Ditemukan Tewas Mengenaskan di Rumahnya, Keluarga Ungkap Sosok Korban Ini