TRIBUNNEWS.COM - Heboh penemuan butiran emas di Sungai Alas, Aceh Tenggara.
Warga pun berbondong-bondong jadi penambang dadakan.
Bahkan, mereka sempai membawa kuali atau wajan ke sungai tersebut.
Dengan mendulang emas di Sungai Alas, warga bisa mendapat keuntungan hingga Rp 1 juta per hari.
Nilai yang tentu menggiurkan di tengah sulitnya ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini.
Heboh emas itu menurut warga Lawe Penanggalan, Junada, saat ditanyai Serambi, terjadi sejak sepekan terakhir. Dia sendiri ikut terlibat dalam pencarian emas itu, namun baru empat hari. Itu pun hasil yang didapat sudah cukup lumayan.
Baca juga: Heboh Butiran Emas di Sungai Alas, Warga pun Berbondong-bondong Jadi Penambang Dadakan
“Selama empat hari ini kita bisa dapat uang Rp 4 juta,” ungkap Junada, Minggu (3/1/2021). Ini berarti, penghasilan sehari yang dia dapatkan dari pengcarian emas itu rata-rata sebesar Rp 1 juta.
Sementara warga lainnya yang ditanyai mengaku mendapatkan penghasilan yang lebih sedikit, berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per hari, tergantung pada banyaknya butiran emas yang didapatkan.
“Biji emas yang kita dapat itu kita jual ke tukang pembuat emas di Pasar Pagi Kuta Cane,” imbuh warga.
Warga mengaku mencari emas dengan cara tradisional, yaitu dengan memilah butiran biji emas di antara pasir sungai menggunakan wajan atau kuali.
Keberadaan biji emas itu diakuinya sangat membantu masyarakat yang kini mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah Covid-19.
Mereka turun ke sungai membawa serta keluarganya, baik yang masih remaja maupun anak-anak.
Anggota Komisi II DPRA, Yahdi Hasan, juga membenarkan hal itu.
Yahdi merupakan anggota dewan dari daerah pemilihan (Dapil) 8 yang meliputi Aceh Tenggara dan Gayo Lues.
“Saat ini ada ratusan orang berbondong-bondong mendulang emas di Sungai Alas Desa Lawe Penanggalan,” ujarnya.
Menurut Yahdi, di daerah aliran Sungai Alas terutama kawasan Desa Lawe Penanggalan memang menyimpan potensi kandungan emas. Namun untuk memastikannya lagi, perlu dilakukan kajian atau penelitian.
Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh.
Baca juga: VIRAL Wanita Merias Wajahnya hingga Mirip Istri Sule, Nathalie Holscher, Ungkap Kisah Dibaliknya
Keberadaan butiran-butiran emas itu diakuinya sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di tengah wabah Covid-19. Karena itu, sejauh masyarakat melakukan pencarian secara tradisional, hal itu bukanlah sebuah masalah.
Meskipun begitu, Pemkab Agara harus membuat aturan pembatasan sehingga aktivitas pencarian emas itu jangan sampai merusak lingkungan.
“Lahan-lahan pertanian warga juga bakal banyak yang terlantar karena warga sibuk mencari emas,” tambahnya.
Pihaknya mengaku akan membawa persoalan emas di Sungai Alas ini dalam rapat di DPRA.
"Kita akan sampaikan ke Ketua DPRA, Ketua Komisi II dan akan berkoordinasi dengan Dinas ESDM Aceh untuk duduk bersama membahas butiran emas di Sungai Alas," ujar Yahdi Hasan.
Baca juga: Cerita Foto Viral Pantai Kuta Diserbu Sampah, Sudah Sering Terjadi dan Buat Ibu Susi Turun Tangan
Sungai Alas atau dalam bahasa setempat disebut Lawe Alas merupakan sungai terpanjang di Aceh, yang melewati kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terus mengalir sampai ke Samudera Hindia.
Sungai ini membentang di tiga kabupaten dan satu kota, yaitu Gayo Lues, Aceh Tengara, Aceh Singkil dan Kota Subulusalam.
Penyebutannya pun berbeda-beda. Di Gayo Lues bernama Aih Betotong atau Aih Agusen, di Aceh Tenggara disebut Lawe Alas, di Aceh Singkil dinamai Sungai Singkil, dan di Subulussalam bernama Lae Soraya. (Asnawi Luwi)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Heboh Butiran Emas di Sungai Alas, Berbekal Kuali Warga Agara Rama-ramai Jadi Pendulang