TRIBUNNEWS.COM -- Gara-gara pemilik tanah marah, seorang pengungsi korban gempa di Majene terpaksa membongkar tendanya.
Pemilik tanah melarang lokasi tanahnya ditempati para pengungsi karena tanaman miliknya akan rusak atau mati.
Pengungsi yang mengalami ini adalah Idris warga Kecamatan Somba, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Pengusiran ini terungkap setelah viral di media sosial dan menjadi perbicangan waganet.
Pemilik akun mengunggah foto pengungsi yang sedang membongkar tenda.
"Yang sabar keluargaku di Somba. Terpaksa todri pindah karena nausir yang punya tanah. Padahal untuk sementaraji ditempati kasian. Napasalama tau puang Lina ahera, " tulis pemilik akun FB.
Sementara Idris, seorang pengungsi di Kecamatan Somba, Majene membenarkan kejadian itu.
"Tidak diusir pak, hanya marah yang punya tanah karena tanamannya yang punya tanah ada disitu, " Kata Idris.
Baca juga: 103 Sekolah Rusak Akibat Gempa di Sulawesi Barat
Baca juga: Update Gempa Majene: Kepala Desa Sambabo Keluhkan Penyaluran Bantuan yang Tidak Merata
Tenda yang sudah terpasang pun langsung dibongkar oleh Idris bersama keluarga nya. Mereka kemudian mencari lokasi tidak jauh dari tempat itu.
Idris dan keluarga tinggal di posko pengungsian bersama dengan lima kepala keluarga.
Idris menyampaikan selama tinggal di posko baru mendapat bantuan berupa mie instan.
Ia berharap ada bantuan lain berupa beras, air bersih untuk kebutuhan mereka selama di pengungsian.
Saat ini jumlah pengungsi akibat gempa bumi 6,2 SR mengguncang wilayah Majene sebanyak 27.850 orang di 25 titik pengungsian.
Bantuan tenda, air bersih hingga kebutuhan bayi di posko pengungsian masih belum merata.
Adapun korban jiwa sebanyak 11 orang. Luka berat 64 orang, 215 orang luka sedang, 275 orang luka ringan
Sedangkan warga yang dilaporkan hilang sebanyak tiga orang di Dusung Aholeang.
Mereka diduga tertimbun bangunan dan longsor.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Nestapa Pengungsi Gempa Sulbar di Majene, Terpaksa Bongkar Tenda Gagara-Gara Pemilik Tanah Marah