TRIBUNNEWS.COM, PAKAM - Edi Suranta Tarigan (32), anak mendiang Ngasil Tarigan (67) menduga pembunuhan terhadap ayahnya telah direncanakan ESS alias JS(40).
Hal itu disampaikan Edi setelah mendengar dan membaca hasil pres rilis yang disampaikan Polresta Deliserdang.
Edi enduga bahwa pembunuh ayahnya bukan cuma Jaya Sembiring saja, tapi ada orang lain yang membantu.
“Kami menduga (pelaku) ini lebih dari satu orang. Karena sebagaimana yang kami ketahui, ayah kami ini mahir dalam ilmu bela diri.
Dan pembunuhan ini kami duga sudah direncanakan,” kata Edi, Selasa (26/1/2021) siang.
Baca juga: Mantan Kepala Desa & Kelompok Tani jadi Mafia Tanah Sport Center Deliserdang, Luas Lahan 129 Hektar
Baca juga: Geger Temuan Granat dan Amunisi di Kebun Kosong Bekas Pabrik Es Deliserdang
Dia menjelaskan, kalaulah lawannya saat itu cuma Jaya Sembiring saja, kemungkinan ayahnya tidak akan kalah.
Minimal, Ngasil tidak akan mati dengan penuh luka bacokan, dan wajahnya hancur.
Baca juga: Pembunuhan Sartini di Langkat Terungkap, Tersangka Sakit hati Dinasehati Korban
“Kalau dibilang (pelaku) tunggal, itu enggak mungkin. Pasti ada yang memegangi (tubuh) ayah.
Makanya wajahnya bisa pecah begitu,” kata Edi.
Dia juga mengkritisi soal keterangan polisi yang mengatakan bahwa tersangka Jaya Sembiring tidak ada membacok ayahnya.
Menurut Edi, berdasarkan hasil pemeriksaan, jenazah Ngasil yang ditemukan di gubuk perladangan Dusun I, Desa Simempar, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Deliserdang pada September 2020 lalu itu penuh luka bacokan.
Tangan kiri mendiang Ngasil nyaris putus.
Baca juga: Fakta Pembunuhan Wanita Paruh Baya di Langkat, Berawal Nasihat Korban Hingga Uang Rp 15 Ribu
Baca juga: Identitasnya Masih Misterius, Pria Pelaku Tindak Asusila di Halte Bus Jakarta Diimbau Serahkan Diri
“Dahi atas sebelah kiri dan pelipis kanan itu robek.