TRIBUNNEWS.COM - Media sosial diramaikan dengan viralnya penjagalan kucing di Medan, Sumatera Utara.
Terkuak pula daging kucing yang dijual dengan harga Rp 70 ribu per kilogram.
Organisasi pecinta satwa, Natha Satwa Nusantara (NSN), meminta para pengonsumsi satwa kucing maupun anjing untuk memilih daging lain yang layak dikonsumsi.
"Semoga masyarakat yang masih konsumsi daging anjing, dan kucing bisa terbuka matanya, bahwa yang dikonsumsi itu adalah daging tidak layak, minim gizi, dan banyak ancaman penyakitnya," ungkap Direktur Operasional NSN, Anisa Ratna, saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (29/1/2021).
Dengan Rp 70 ribu, kata Anisa, bisa membeli daging dua ekor ayam potong utuh.
"Rp 70 ribu untuk daging kucing, harga itu bisa beli dua ekor ayam potong gemuk-gemuk komplit dengan kepala, ceker, dan ati ampela."
"Lebih sehat, karena dari pemeliharaan, distribusi, sampai ke pemotongan diawasi oleh Dinas Ketahanan Pangan," ungkap Anisa.
Baca juga: VIRAL Jagal Kucing di Medan Terbongkar, Pecinta Satwa: Bukan Rahasia, Masyarakat Takut Bersuara
Baca juga: Fakta Viral Kucing Dijagal di Medan, Dagingnya Dijual Pelaku hingga Pemilik Rugi Rp 12 Juta
Anisa menyebut perilaku masyarakat yang mengonsumsi daging tak layak dapat merugikan negara.
"Kalau masyarakat yang sakit karena ulahnya makan sembarangan, negara juga dirugikan, kan?" ungkap Anisa.
Viral di Media Sosial
Sementara itu diberitakan sebelumnya, kasus ini viral di media sosial setelah unggahan potongan tubuh kucing di dalam karung beredar luas.
Penjual daging kucing disebut berada di Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.
Pemilik akun instagram @soniarizkikarai pada Rabu (27/1/2021) membagikan postingan dengan menunjukkan karung yang berisikan daging kucing tersebut.
Sonia menjelaskan kronologi kejadian awalnya dalam caption postinganya dimana dirinya berniat untuk mencari kucingnya yang hilang dua hari lalu dan mendapatkan informasi ada yang memasukkan dalam karung.
"Hari ini saya mencari kucing saya yang dua hari yang lalu hilang, setelah bertanya tanya kesana dan kemari akhirnya ada yang lihat kucing saya dimasukkan ke goni sama orang yang katanya udah sering ngambilin kucing," bebernya dalam caption foto.
Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Rumah Jagal Kucing di Medan
Ia menerangkan bahwa orang tersebut telah sering melakukan hal tersebut untuk dibunuh, dipotong dan dijual dengan harga Rp 70 ribu.
"Untuk dibunuh lalu dijual dagingnya dengan per kg 70.000," lanjutnya.
Sonia menyebutkan bahwa dirinya akhirnya mendatangi lokasi di Jalan Tangguk Bongkar VII dan menemui orang tersebut.
"Akhirnya saya memberanikan diri untuk langsung ke rumahnya, awalnya tetangga disana ngasih tahu rumah yang salah, sampai akhirnya saya bertanya sama anak-anak disitu dan mereka menunjukkan rumah yang benar.
Setiba di lokasi saya bertanya mana bapak A mereka langsung bilang ada perlu apa? Saya jawab saya mau ngomong langsung sama bapak A," tulisnya.
Dimana awalnya, orang tersebut menyebutkan bahwa isi dari karung tersebut adalah daging anjing hingga akhirnya dibuka ternyata daging kucing.
"Karena sebelum saya kesitu saya diperingati jangan langsung bahas kucing, dan akhirnya setelah berdebat panjang.
Ibu wulan yang ada di gambar ngeliat ada goni dan pas ditanyak jawaban mereka itu anjing, tapi buk Wulan izin buka dan setelah membuka nya kami melihat banyak kepala kucing bahkan kucing yang sedang hamil juga ada," tulis Sonia.
"Dan setelah itu saya lemas gabisa sambil nangis, lalu buk wulan bilang “nia ini ada kepala tayo” saya pun tak sanggup lagi berdiri dan menangis sejadi jadinya," tambahnya.
Baca juga: Fakta-fakta Viralnya Komplain Eiger setelah Youtuber Review Produk, Ternyata Ada Korban Lainnya
Bahkan, Sonia menjelaskan bahwa dirinya bersama temannya sempat mendapatkan ancaman dari warga setempat bahkan hingga akan diludahi.
"Tak lama kemudian ada bapak-bapak yang datangi kami sambil marah marah karena bising katanya.
Dia maki-maki kami juga ditempat dan sempat hampir adu tangan sama buk wulan.
Dan dia bilang kalau saya ngomong lagi dia bakal ludahi muka saya," tulisnya.
Ia juga menyebutkan sudah mendatangi Polsek, namun belum mendapatkan kejelasan.
"Saya udah lapor ke sana kemari, tapi ga ada hasil, bahkan saya udah bawak kepala kucing saya sebagai bukti ke polsek tapi sampai di polsek polisinya gatau pasal tentang kucing dan abis itu mereka ketawa-ketawa gajelas.
Ga lama kemudian saya dipanggil masuk ke dalam polsek dan ditanyain dan akhirnya mereka nyuruh saya ke polsek satunya lagi karena mereka bilang itu bukan daerah mereka," tulisnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Tribun Medan/Victory AH)