TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Sebuah batu meteorit jatuh menimpa rumah warga di Dusun Astomulyo, Desa Mulyodadi, Punggur, Lampung Tengah, sekitar tiga hari lalu.
Namun, kini polisi secara tegas meminta batu tersebut disimpan dan ditutup.
Sebab, batu yang ditemukan oleh sang pemilik rumah yang bernama Munjilah itu telah menimbulkan kerumunan di tengah pandemi.
Berikut fakta-fakta tentang batu meteorit yang dirangkum dari Kompas.com;
1. Air rendaman diminum hingga dibalurkan
Kepala Dusun 5 Edi Kurniawan mengemukakan, ada sejumlah warga yang sengaja datang untuk mengambil air rendaman batu meteorit.
"Ada warga yang bilang, batu itu direndam di akuarium, lalu air rendaman batu itu diambil, katanya berkhasiat obat," kata dia.
Dari keterangan warga, tak hanya meminum, masyarakat juga membalurkan air rendaman batu itu ke tubuh mereka.
Baca juga: Cerita Munjilah Ketika Rumahnya Kejatuhan Benda Keras, Ternyata Meteorit, Tetangga Dengar Ledakan
2. Potensi membahayakan kesehatan
Kejadian tersebut sangat disayangkan oleh peneliti Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL), Robiatul Muztaba.
Menurut Robiatul, meminum air rendaman batu bisa berpotensi membahayakan kesehatan.
Sebab, batu tersebut telah diteliti dan mengandung unsur logam, namun belum diketahui apakah batu mengandung radioaktif.
"Jika mengandung radioaktif, bisa menyebabkan kanker," ujar dia.
Ahli meminta, warga menghentikan pemahaman dan aktivitas tersebut.
"Warga percaya ada khasiat, padahal enggak ada. Kami mengedukasi agar warga tidak mengonsumsi air itu," ungkapnya.
3. Dipastikan meteorit
Robiatul memastikan batu yang jatuh di rumah Munjilah pada Kamis, 28 Januari 2021 itu adalah meteorit.
"Benar, itu adalah batu sisa meteorit yang masuk ke bumi. Ada sejumlah ciri yang sesuai dengan benda antariksa," kata dia, Jumat, 29 Januari 2021 malam.
Beberapa ciri yang mendukung jika batu itu adalah meteorit yakni memiliki kandungan logam yang dikenal dengan nama stony iron.
Kemudian, ada sisi hitam di bagian batu akibat gesekan dengan atmosfer.
"Sudah kami uji dengan magnet, dan ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat, itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran di sana,” kata Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera Lampung tersebut.
Selain itu, batuan tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan.
Batu tersebut menunjukan memiliki kandungan air, tapi bukan air dari bumi.
Sehingga sangat tampak batu tersebut berkarat meski dalam waktu yang singkat.
4. Polisi minta batu disimpan dan ditutup
Kepala Dusun 5 Edi Kurniawan mengemukakan, petugas Polsek setempat mendatangi rumah Munjilah pasca-temuan batu meteorit.
Sebab, batu itu menarik perhatian warga hingga menimbulkan kerumunan.
"Polisi bilang supaya tidak ada keramaian, karena masih Covid-19 supaya (batu) ditutup," ujar dia.
Ternyata, ada penyebab yang membuat warga berbondong-bondong ke rumah Munjilah.
Mereka menganggap, batu meteorit itu memiliki tuah. (*)