TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Lima titik sumur minyak ilegal di Aceh Tamiang ditutup.
Langkah ini dilakukan karena berisiko tinggi bila terus dilakukan eksplorasi secara tradisional.
Pentutupan ini dilakukan oleh tim Forkopimda Aceh Tamiang bersama Pertamina EP Field Rantau pada 20 Januari 2021.
Kelima titik sumur minyak ilegal ini berada di tengah perkebunan warga di Kampung Bandarkhalifah, Kecamatan Tamiang Hulu.
Field Manager PT Pertamina EP, Totok Parafianto mengatakan, dalam penertiban ini, petugas turut menyita sejumlah alat-alat perlengkapan tradisional pengeboran.
Baca juga: Biden Berencana Larang Proyek Pengeboran Minyak dan Gas Baru di Tanah Federal
“Penutupan dilakukan permanen dengan menyemen seluruh lubang sumur, kita berharap masyarakat tidak kembali mengebor sumut itu,” kata Totok, Kamis (4/2/2021).
Totok menjelaskan, sebelum menutup seluruh sumur, pihaknya bersama Forkopimda Tamiang terlebih dahulu meninjau lokasi kegiatan illegal drilling itu.
Ketika itu lokasi pengeboran ilegal sudah kosong, tidak ditemukan para pekerja.
Menurutnya, hasil temuan di lokasi sudah melanggar Instruksi Bupati Tamiang dan SKK Migas sehingga seluruh kegiatan di sumur minyak itu harus dihentikan.
“Kami tetap mengawalinya dengan sosialisasi kepada masyarakat atau surat pemberitahuan dari Bupati Aceh Tamiang yang mengingatkan warga agar menghentikan aktivitas ilegal ini,” lanjut Totok didampingi LR Pertamina EP Field Rantau, Fandi Prabudi.
Baca juga: Kejari Langsa Aceh Musnahkan Barang Bukti Kejatahan Berupa Ganja Seberat 39 Kilogram
Diakuinya, sosialisasi ini tidak sepenuhnya dipatuhi warga, di sisi lain tim tidak bisa langsung menutup sumur karena terkendala Covid-19.
“Karena situasi dan kondisi, penutupan baru bisa dilakukan pada 20 Januari,” ungkapnya.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil dalam surat perintahnya Nomor: 542/6182 tanggal 8 Desember 2020 menyampaikan penutupan itu untuk melindungi warga dari ancaman bahaya yang cukup serius.
Dia menegaskan, eksplorasi minyak tidak bisa dilakukan sembarangan karena dibutuhkan skil dan keilmuan khusus.
“Bahwa kegiatan tersebut termasuk dalam katagori pekerjaan berisiko tinggi dan berbahaya serta tidak sesuai dengan kaidah-kaidah keselamatan pertambangan.
Kita tidak ingin masyarakat kita celaka karena mengerjakannya tidak melalui prosedur yang benar,” kata Mursil.
Field Manager PT Pertamina, EP Totok Parafianto menjelaskan, bila kegiatan illegal drilling dibiarkan akan merubah kehidupan tatanan di masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi dan sosial.
Totok menyarankan masyarakat lebih mengutamakan bidang pertanian daripada menyewakan tanahnya untuk dibor oleh oknum tidak bertanggungjawab.
Dia menegaskan sektor pertanian lebih menjanjikan karena bisa dikelola berkelanjutan.
“Sektor pertanian merupakan sumber penghasilan yang sustainable bahkan hingga anak cucu nantinya,” kata Totok, Kamis (4/2/2021).
Dalam kesempatan itu, Totok juga mengingatkan agar warga tidak sungkan melaporkan oknum yang berusaha mengeksplor sumut minyak secara ilegal.
“Segera laporkan ke pihak berwajib karena kegiatan ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan diri sendiri,” sambungnya.(mad)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Lima Sumur Minyak Ilegal di Tamiang Ditutup