"Nanti kita akan minta bantuan agen dan cabang memberikan penjelasan pada konsumen," terang Admuawan, Selasa (9/2/2021).
Ia menerangkan, penggunaan nama Ganjar dalam soal hanya kebetulan.
Pasalnya, buku yang berisi soal tersebut sudah dicetak pada 2009 silam.
"Itu hanya contoh sebuah nama, jadi namanya kebetulan sama," tegas Admuawan.
Ia pun menjelaskan mengapa buku tersebut tak direvisi.
Buku itu tak direvisi karena tidak ada perubahan kurikulum.
"Kami belum merevisi buku tersebut karena tidak ada perubahan kurikulum," tandas dia.
Baca juga: Tak Ada Sanksi, Ganjar Ajak Kenang Korban Covid-19 Lewat Gerakan Jateng di Rumah Saja
Baca juga: Program Ganjar, Jateng di Rumah Saja Dikritik Lewat Karangan Bunga, Bertulis Ora Obah Ora Mamah
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Riska Farasonalia, Tribun Jateng/Muhammad Sholekan, Tribun Solo/Ryantono Puji Santoso)