Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kampanye Beli Kreatif Danau Toba Fair 2021.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menuturkan kampanye ini diinisiasi dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia tahun lalu.
Baca juga: Rumah Terendam Banjir saat Isoman, Satu Keluarga di Bekasi Dievakuasi Petugas Berpakaian APD
“Kita teruskan di tahun ini, Kemenparekraf mendukung gerakan tersebut dalam program Beli Kreatif Danau Toba,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, Sabtu (20/2/2021).
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat agar lebih mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM Indonesia atau yang disebut artisanal.
Wamenparekraf menegaskan UMKM memiliki peran yang besar dalam menggerakkan perekonomian Indonesia.
Baca juga: Kisah Unik dari Sosok Komjen Pol Agus Andrianto, Punya 5 Saudara Laki-laki, Semua Namanya Agus
Secara statistik pelaku UMKM memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 60 persen dan menyerap 90 persen tenaga kerja.
“Maka dari itu, mari kita cintai produk lokal Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Diberi Gelar Marga Kudadiri dari Masyarakat Suku Pakpak
Wamenparekraf Angela juga menjelaskan terpilihnya Danau Toba dalam program ini, karena menjadi salah satu bagian dari 5 destinasi super prioritas (DSP) yang memiliki potensi alam dan produk kreatif yang luar biasa.
“Hal ini akan terus kita support dan kita dorong pengembangannya,” kata Angela.
Ke depan Beli Kreatif Danau Toba Fair rencananya akan dibuat perkabupaten.
Jadi, tidak hanya di Medan saja, tetapi kota-kota lain yang ada di Sumatra Utara juga. Begitupun, destinasi super prioritas lainnya seperti Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
“Yang menarik dari Danau Toba adalah tahun lalu kunjungan wisawatan nusantara naik sebesar 22 persen. Hal ini bisa jadi karena tingkat penularan COVID-19 yang rendah, serta banyaknya destinasi wisata alam yang cenderung diminati saat pandemi,” ujar Wamen Angela.