TRIBUNNEWS.COM - Kisah inspiratif datang dari pria di Banda Aceh bernama Musriadi bin Aswad.
Ia berhasil meraih kesuksesan dengan berjuang mulai menjadi tukang sol sepatu.
Kini dirinya berhasil meraih gelar doktor dan menjadi Ketua Komisi I DPRK Banda Aceh.
Beriku kisah lengkap dari Musriadi, mantan tukang sol sepatu yang kini gelar doktor dan berhasil jadi wakil rakyat.
Di tengah kesibukannya sebagai Ketua Komisi I DPRK Banda Aceh, Musriadi bin Aswad, berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Ilmu Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Medan (Unimed), Sumatera Utara.
Baca juga: Sisi Lain Desa Miliarder Sumurgeneng Tuban: Hanya Bisa Lihat Orang Senang, Saya Tidak Dapat Apa-apa
Musriadi lulus dengan predikat memuaskan setelah berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, Iklim Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Banda Aceh’ dalam sidang promosi doktor di Gedung Program Pascasarjana (PPs) Unimed, Kamis (18/2/2021).
Sidang promosi doktor itu dipimpin Rektor Unimed, Dr Syamsul Gultom SKM MKes, dan Direktur Pascasarjana, Prof Dr Bornok Sinaga MPd, sebagai Sekretaris.
Adapun dosen yang menguji pria kelahiran Gampong Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, 25 Agustus 1976, itu terdiri atas Dr Syamsul Gultom SKM MKes, Prof Dr Bornok SPd MPd, Prof Dr Nasrun MS, Prof Dr Khairun Ansari MPd, Prof Syawal Gultom MPd, Prof Zainuddin MPd, Dr Rosnelli MPd, dan Prof Dr Muniarti AR MPd.
Musriadi yang merupakan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini dalam sidang disertasinya menjelaskan bahwa kepala sekolah hendaknya memiliki jiwa strong leadership.
Artinya, menjadi pemimpin yang tangguh serta mempunyai visi dan misi dengan tujuan untuk memajukan sekolah dengan komitmen yang kuat.
“Kepala sekolah harus jadi role model dan quality leadership bagi guru dan masyarakat sekolah,” katanya memaparkan sekilas substansi dari penelitiannya.
Menurut Musriadi, kepemimpinan transformasional menekankan pada proses membangun komitmen pada pengikutnya untuk bersama-sama berbagi dalam mengembangkan dan menjunjung tinggi nilai dan visi sekolah, serta rasa saling percaya antara pemimpin dan pengikutnya.
Hal itu sangat penting sebagai dasar atau landasan misi untuk melakukan transformasional organisasi karena tuntutan lingkungan atau kemajuan teknologi.
Baca juga: Kisah Unik dari Sosok Komjen Pol Agus Andrianto, Punya 5 Saudara Laki-laki, Semua Namanya Agus
Lebih lanjut Musriadi memaparkan, kepemimpinan transformasional berpengaruh langsung secara positif terhadap kepuasan kerja maupun kinerja guru.