TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto wanita pertama yang ternyata lulusan dari fakultas kedokteran.
Pelantikan Ikfina Fahmawati sebagai Bupati Mojokerto menjadi sejarah baru.
Ini lantaran dirinya menjadi bupati wanita pertama yang menjadi orang nomor satu di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Berdasarkan dokumen yang diakses pada laman infopemilu.kpu.go.id, Ikfina Fahmawati tercatat lahir di Ponorogo 11 Januari 1978.
Pengalaman kepemimpinannya sudah teruji sangat baik.
Seperti ketika dirinya menjabat Ketua PKK Kabupaten Mojokerto, Ketua Dekranasda, Ketua P2TP2A, serta Ketua Perwosi Kabupaten Mojokerto.
Baca juga: Gaya Pidato Wali Kota Solo Gibran Dapat Sorotan, Psikolog Sebut Mirip Jokowi dan Cenderung Introvert
Dedikasinya yang tinggi selama memimpin, telah banyak mendapat ganjaran penghargaan bergengsi.
Di kehidupan sehari-hari, Ibu tiga anak ini tetap menjunjung tinggi peran seorang ibu rumah tangga pada umumnya.
Meski begitu, Ikfina tetap aktif bekarir sebagai dokter dan tidak pernah berhentibelajar.
Ikfina sendiri diketahui merupakan lulusan S1 Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang
pada 2003.
Pada tahun 2016, Ikfina juga dinyatakan lulus setelah menempuh pendidikan S2 Magister Sains Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya).
Motivasi pencalonannya dalam bursa pilkada 2020 kemarin, adalah demi melanjutkan program
pembangunan Kabupaten Mojokerto.
Ikfina memiliki target untuk meningkatan kualitas SDM Kabupaten Mojokerto, didukung tingkat perekonomian mapan, sarana dan prasarana yang layak,adil serta merata.
Visi Misi Ikfina Fahmawati
Bersama wakilnya Muhammad Albarraa, pasangan calon kepala daerah terpilih hasil pilkada serantak 2020 itu, dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Jumat siang ini (26/2/2021) di Gedung Negara Grahadi.
Ikfina-Barraa atau popular dengan akronim Ikbar, telah siap merealisasikan visi misi dan program
kerja strategis.
Terwujudnya Kabupaten Mojokerto yang Maju, Adil dan Makmur melalui Penguatan Infrastruktur dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dilaksanakan dengan program kerja yang terbagi dalam lima kategori.
Antara lain Mojokerto Cerdas, Mojokerto Sehat, Mojokerto Indah, Mojokerto Aman dan Mojokerto Berkah.
Program untuk mewujudkan “Mojokerto Cerdas”, terdiri dari peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta kualitas pendidik yang ditunjang dengan peningkatan infrastruktur rumah ibadah dan tempat pendidikan agama, serta pemberian insentif guru TPQ dan guru swasta.
Selanjutnya adalah peningkatan kualitas anak didik melalui integrasi pendidikan formal dan non- formal yang disupport dengan program biaya sekolah gratis bagi pelajar tingkat dasar dan menengah.
Baca juga: Pidato Perdana Bobby Nasution, Sebut Tak Ada yang Bisa Jadi Superhero Selesaikan Masalah Sendirian
Selain itu pemberian kuota internet gratis bagi siswa dan guru selama pandemi Covid-19, serta beasiswa bagi siswa berprestasi tidak mampu.
Program “Mojokerto Sehat” meliputi upaya peningkatan kualitas sarana, prasarana dan pelayanan Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah serta mengutamakan pencegahan penyakit dalam pemanfaatan sumber daya kesehatan.
Seperti optimalisasi pelaksanaan PHBS dan peningkatan pelayanan kesehatan, pada 1.000 HPK untuk mencegah stunting.
Pada program “Mojokerto Indah”, beberapa upaya yang dilakukan adalah peningkatan pembangunan infrastruktur desa, bantuan Rp 15 juta untuk bedah rumah, serta pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dan industri yang diiringi dengan peningkatan tata kelola TPA.
Mojokerto Indah juga didukung dengan pembangunan ruang terbuka hijau dan taman bermain anak di setiap kecamatan.
“Mojokerto Aman” diharapkan bisa terwujud dengan penanganan permasalahan sosial di Kabupaten Mojokerto melalui optimalisasi BAZNAS Kabupaten Mojokerto, dan juga peran swasta dalam pembangunan daerah dalam bentuk CSR.
Upaya penanganan tersebut harus disupport dengan data yang akurat mengenai penerima bantuan.
Mojokerto Aman juga akan terwujud apabila Pemerintah Kabupaten Mojokerto bisa mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berintegritas, akuntabel, bersih dan transparan melalui pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government yang didukung dengan pembangunan infrastruktur di segala bidang.
Terakhir, “Mojokerto Berkah” diwujudkan dengan berbagai program peningkatan ekonomi masyarakat.
Terdiri dari pembangunan pusat kewirausahaan untuk UMKM di tiap Kecamatan, pengelolaan wisata secara integratif dengan pendekatan smart tourism, rehabilitasi pasar tradisional yang kumuh menjadi pasar sehat, serta peningkatan kualitas hasil pertanian.
Baca juga: Fakta-fakta Gibran Resmi Jadi Wali Kota Solo: Isi Pidato hingga Agenda Pertamanya setelah Dilantik
Yakni melalui revitalisasi kesuburan tanah, pemanfaatan bibit unggul bersertifikat, dan optimalisasi kelembagaan petani.
Sedangkan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kualitas tenaga kerja, program yang dilakukan, antara lain, pelatihan dan pemberdayaan karang taruna, program pesantren preneur dalam rangka menciptakan wira usaha mandiri.
Program ini kerjasama dengan sektor usaha untuk mencetak tenaga kerja terampil serta berbagai upaya untuk menciptakan lapangan kerja melalui bantuan modal usaha BUMDesa.
Untuk mendukung berbagai program tersebut, maka dilakukan pengalokasian BK desa sampai dengan Rp 5 Milyar per desa dan besaran ADD hingga Rp 600 juta per desa.
Di bidang olah raga, program yang dilakukan adalah pembangunan stadion sepak bola dan GOR yang berstandar internasional, yang tidak hanya mendukung prestasi olah raga tetapi sekaligus diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto.
Harapannya, berbagai program yang dilakukan tersebut tidak hanya membawa Kabupaten Mojokerto menuju kabupaten yang Maju, Adil dan Makmur, tetapi bisa menjadikan Kabupaten Mojokerto sebagai Kabupaten Percontohan.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sejarah Baru, Dokter Ikfina Bupati Wanita Pertama Mojokerto
(Surya.co.id/ Adrianus Adhi)