News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Kaliurang dan Mbah Bardi Lepas Burung Emprit untuk Pelestarian Elang Jawa

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BURUNG EMPRIT – Ir Subardi, anggota DPR RI dari Partai Nasdem bersama tokoh dan warga Kaliurang secara simbolis melepas puluhan burung emprit di jembatan Cengkerama Kaliurang Timur, Sabtu (13/3/2021). Burung-burung itu diharapkan berkembang biak dan akan jadi mangsa Elang Jawa Merapi sehingga keberadaan burung predator itu lestari.

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Anggota DPR RI dari Partai Nasional Demokrat Ir Subardi atau dikenal sebagai Mbah Bardi, secara simbolik melepas puluhan burung emprit di Kaliurang, Sabtu (13/3/2021).

Pelepasan dilakukan di jembatan Cengkerama Pedukuhan Kaliurang Timur, Hargobinangun, Pakem, Sleman bersama warga, pegiat relawan Pager Merapi, Kapospol Kaliurang, serta Pokdarwis Kaliurang.

Pelepasan burung itu sebagai usaha melestarikan keberadaan Elang Jawa di Kaliurang dan lereng Merapi. Burung emprit diyakini merupakan bagian mangsa dari burung predator itu.

Populasinya yang diharapkan berkembang akan membantu habitat Elang Jawa, di kawasan wisata pegunungan paling popular di DIY ini.

Selain melepaskan burung emprit, Mbah Bardi dan sejumlah tokoh Kaliurang menanam bibit alpukat jumbo di tepi timur Dukuh Kaliurang  Timur yang berbatasan langsung ke Taman Nasional Gunung Merapi.

Menurut Dukuh Kaliurang Timur, Anggara, yang akrab disapa Angga, alpukat diharapkan bisa jadi buah khas di kawasan wisata Kaliurang.

“Di sini belum ada buah yang khas yang bisa jadi buah tangan para wisatawan. Kita memulai dari alpukat kendil, jenis alpukat jumbo,” kata Angga.

Selain pelepasan burung emprit dan penanaman bibit alpukat di Kaliurang Timur, dua pekan lalu komunitas Pager Merapi  juga menanam bibit jambu air dan jambu biji di kawasan Kaliurang Barat.

Tanaman-tanaman buah itu diharapkan bisa jadi sumber makanan kera ekor panjang, yang populasinya kian banyak di Kaliurang.

Sementara sumber makanan mereka sangat minim, yang membuat kelompok kera itu berkeliaran di kawasan wisata, terutama di kios-kios dan warung makan di Tlogo Putri maupun Taman Gardu Pandang.

Pada acara yang dihadiri Ketua Komisi A DPRD Sleman dari PKB, Ani Martanti ST, juga dilakukan merti pohon Lobe-lobe, pohon yang diyakini satu-satunya yang tumbuh dan bertahan di Kaliurang saat erupsi 1994.  

Mbah Bardi saat menyampaikan sambutan, mengingatkan pemerintah pusat punya lima proyek prioritas kawasan wisata nasional.

Selain Danau Toba, Labuhan Bajo, Bali, Raja Ampat, pengembangan Borobudur juga diikuti pengembangan kawasan sekitarnya.

Sayang, kata Mbah Bardi, pemerintah daerah di DIY lamban merespon proyek skala nasional itu. “Kaliurang juga tertinggal dari Gunungkidul dan Bantul,” katanya.

Anggara mengamini komentar Mbah Bardi. Ia mengakui kawasan Kaliurang terlihat stagnan. “Tapi sekarang warga mulai membangun spirit untuk mengembangkan secara mandiri kawasan ini,” katanya.

Ia menyebutkan ada Kaliurang Explorer, paket program wisata yang memadukan tur alam, heritage atau wisata kolonial, serta layanan desa wisata.

“Ini cara baru menikmati Kaliurang. Tur yang dibangun atas dasar inisiatif warga masyarakat,” jelasnya. Jalur wisata jip tidak hanya lava tour, tapi keliling Kaliurang di rute khusus.

“Ada Lorong Oksigen, jalur wisata jip melewati Taman Nasional Gunung Merapi di Kaliurang Timur. Di jalur hijau yang kiri kanan penuh pepohonan, pengunjung akan diajak menikmati segarnya alam Kaliurang,” imbuh Angga.

Rute Kaliurang Explorer ini belum begitu banyak diketahui para wisatawan yang berkunjung ke lereng Merapi. Umumnya, para pengunjung hanya mengetahui paket lava tour.(Tribunnews.com/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini