Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuaca ekstrem yang melanda kawasan Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4 /2021) kemarin berdampak pada kerusakan fasilitas umum hingga korban jiwa.
Atas fenomena siklus tropis itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (5/4/2021) dini hari.
Peringatan dini itu dikeluarkan BMKG agar pemangku kebijakan di kawasan terdampak dan masyarakat bisa memitigasi bencana agar mengurangi risiko korban jiwa.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di NTT, Pertamina Siapkan Pola Distribusi Alternatif Salurkan BBM
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengeluarkan peringatan dini BMKG tersebut berkaitan pembentukan siklon tropis Seroja di NTT. Diketahui potensi bencana yang ditimbulkan dari siklon tropis dapat memicu cuaca ekstrem dan menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah NTT.
Siklon tropis Seroja tercatat sebagai bibit siklon tropis 99S. Setelah itu BMKG memberi penyematan nama Seroja, sesuai dengan urutan nama dari BMKG secara internasional.
"Pusaran anginnya mencapai 85 kilometer per jam agar benar-benar diwaspadai agar masyarakat dapat terlindungi, teramankan. Semoga tidak terjadi korban jiwa," kata Dwikorita saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (4/4/2021) kemarin.
Baca juga: Update Korban Bencana Banjir Bandang di Flores Timur: 44 Meninggal, 24 Orang Hilang
Dwikorita menjelaskan dalam analisis terbaru BMKG pada Minggu pukul 19.00 WIB, terdeteksi adanya bibit siklon tropis 99S berada di posisi perairan Kepulauan Rote, NTT-sekitar 24 kilometer sebelah barat daya Kupang.
Bibit siklon tropis itu mengarah ke arah timur hingga timur laut menjauhi wilayah Indonesia. Meski pergerakannya terbilang lambat, bibit siklon itu masih cukup dekat dengan daratan wilayah NTT saat tumbuh jadi siklon.
Kecepatan angin dalam siklon itu tercatat maksimum di sekitar sistemnya adalah 30 knots (55 km/jam) dengan tekanan di pusat sistemnya mencapai 996 hPa.
Dwikorita lalu menerangkan diperkirakan bibit siklon tropis 99S itu masih akan mengatakan dan mencapai siklon tropis pada Senin dini hari hingga pagi mendatang. Potensi bibit siklon menjadi siklon juga mengakibatkan terjadinya hujan hingga banjir bandang di sejumlah wilayah di NTT.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Flores Timur, Kepala BNPB Letjen Doni Bertolak ke NTT
BMKG memprediksi, dalam kurun waktu 24 jam ke depan, posisi sistem diprediksi terus bergerak ke sekitar Samudra Hindia.
Wilayah yang masuk dalam pergerakan bibit siklus itu mengarah ke sebelah barat daya Pulau Rote (sekitar 185 km sebelah selatan barat daya Waingapu) dengan arah gerak sistem ke arah Barat barat Daya, kecepatan 9 knots (10 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Siklus angin siklon tropis yang disebut badai seroja itu memiliki kecepatan angin maksimun 85 kilometer per jam.
Lalu, apa dampak-dampak yang ditimbulkan bibit siklon tropis 99S atau siklon tropis Seroja terhadap cuaca di wilayah lain di Indonesia? Berikut penjelasannya:
1. Siklus Seroja berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
2. Untuk fenomena alam di perairan diprediksi terjadi gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores. Sementara di dekat peraiean Sulawesi mencakup Selat Wetar, Perairan Kep. Selayar, Perairan selatan Baubau - Kep.Wakatobi, Perairan Kep.Sermata - Leti, Laut Banda bagian utara, dan Laut Arafuru bagian barat.
3. Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Laut Banda selatan bagian barat.
4. Gelombang laut dengan ketinggian 4.0 - 6.0 meter di Perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.