Soal harga, Dyah menerangkan, pihaknya menjual dengan harga yang terjangkau.
Hal ini karena biaya produksi bisa ditekan karena bahan baku berasal dari tanaman sendiri.
"Untuk produk cair dalam bentul botok kami jual dengan harga Rp 6.000 per botol, untuk bentuk cair, harganya Rp 20.000 per pak," jelasnya.
Dyah berharap, kelompok usaha jamu dan herbal yang berpusat di RT 01 RW 04 Timuran ini bisa terus berkembang dan memberi dampak ekonomi terhadap keluarga.
Hal ini sesuai awal mula ide memanfaatkan pekarangan rumah agar mampu menambah keuangan keluarga.
"Tujuan awal kan memang mengangkat ekonomi, kalau ada kader yang bisa bikin jamu, kenapa tidak diproduksi. Misalnya punya tanaman markisa, tanaman markisa itu bisa dibuat sirup. Setelah dalam bentuk sirup, dimasukkan botol dan dipasarkan keliling juga bisa."
"Jadi, intinya ini untuk menambah kesejahteraan keluarga," bebernya.
Selain itu, Dyah dan kelompoknya ingin menunjukkan, keterbatasan yang ada seperti minimnya lahan tidak menjadi alasan untuk menyerah.
Asal ada kemauan dan kreatifitas, apapun yang ada di sekitar rumah, bisa diberi nilai tambah.
Dyah mengakui, produk kelompok Srikandi Timuran ini masih harus terus dikembangkan.
Di antaranya soal izin dari Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Memang masih ada kekurangan, tetapi kekurangan itu akan terus kita perbaiki," ujarnya.
Usaha kelompok Srikandi Timuran ini beranggotakan 30 orang yang tersebar di wilayah Kelurahan Timuran.
Baca juga: Obat Herbal dan Obat Kimia Beri Manfaat yang Sama untuk Kesehatan
Terpisah, Anggota DPRD Solo, Roy Saputra yang membina kelompok Srikandi Timuran mengatakan produksi jamu dan herbal oleh ibu-ibu di Kelurahan Timuran ini merupakan upaya pemberdayaan warga berbasis kampung agar warga tetap bertahan secara ekonomi di tengah Pandemi Covid-19.
Dengan diberdayakan dan didampingi, usaha yang dikembangkan Srikandi Timuran diharapkan bisa terus tumbuh sehingga menambah pemasukan ekonomi keluarga.
"Secara bertahap, selain diberdayakan kelompoknya, kita bantu bagaimana untuk promosi dan pemasarannya," ujar legislator asal Fraksi PDIP ini. (*)