News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

Jenazahnya Dimakamkan di Toraja, Oktovianus 14 Tahun Jadi Guru Honorer Sebelum Tewas Ditembak KKB

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Isak tangis mengiringi pemakaman Oktovianus Rayo, guru asal Toraja yang tewas ditembak KKB, Sabtu (17/4/2021).

Dia adalah Yonathan Renden atau Natan (27).

Yonathan tewas ditembak KKB pada Jumat (9/4/2021).

Saat ini jenazah Yonathan juga sudah berada di rumah duka.

Tepatnya di Dusun Tiromanda, Lembang Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila', Kabupaten Toraja Utara.

Proses evakuasi jenazah 2 guru korban penembakan KKB di Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika. Dua guru tersebut yakni Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden. (ISTIMEWA)

Bukan Mata-mata

Sebelumnya Kepala Humas Satgas Nemangkawi, AKBP Iqbal Alqudussy mempertanyakan dasar fitnah yang disematkan KKB kepada almarhum dua guru yang tewas di tangan mereka. 

Diketahui dalam sepekan telah terjadi dua penembakan di wilayah Papua.

Penembakan tersebut menewaskan Pak Guru Oktavianus Rayo (Guru SD Julukoma, Distrik Beoga) dan Pak Guru Yonatan Renden (Guru SMPN1 Beoga).

Baca juga: Siapa Lekagak Telenggen? Pimpinan KKB di Papua yang Pernah Serang Freeport, hingga Tembak Mati Ojek

Setelah penembakan, KKB menyatakan kedua guru tersebut adalah intel, mata-mata aparat.

"Buktinya apa Bapa Oktavianus dan Bapa Yonatan intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi," ucap Iqbal, Sabtu (10/4/2021) menanggapi tudingan KKB.

Iqbal juga menyatakan bahwa aksi teror dalam bentuk apapun tidak dibenarkan apalagi hingga menghilangkan nyawa warga.

"Almarhum Bapa Oltavianus dan Bapa Yonatan ini hanya guru yang tinggal disini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak Papua. Siapapun yang berhati nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," kata Iqbal.  

Lebih lanjut Iqbal menjelaskan membunuh, membakar, menembaki masyarakat sipil pendatang.

Kemudian melakukan update media sosial sebagai kebanggaan, dan menyangkal bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini