News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

VIRAL NTT Gelar Festival Alquran Tua, Usianya 1500 Tahun dan Berbahan Dasar Kulit Kayu

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Festival Alquran Tertua telah digelar di Alor Besar, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (30/7/2020)

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah Festival Alquran Tertua yang digelar di Desa Alor Besar, kembali menjadi buah bibir khalayak baru-baru ini.

Padahal acara tersebut telah berlangsung pada tahun lalu, 30 Juli 2020.

Tepatnya di Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada festival tersebut, masyarakat ingin menunjukan bahwa di wilayah NTT, terdapat Alquran yang dianggap tua yang berumur sekira 1500 tahun.

Bahkan, tiap-tiap halaman pada Alquran tersebut terbuat dari kulit kayu yang masih sangat rapi tersimpan.

Informasi ini didapat dari unggahan akun media sosial Instagram @undercover.id, Rabu (21/4/2021).

Dalam unggahan video tersebut, disematkan pula akun Instagram pembuat video, @titonoverianputra.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Kamis (22/4/2021), Tito membenarkan bahwa Alquran yang terbuat dari kulit kayu ini, dianggap sebagai Alquran tertua yang berusia sekira 1500 tahun.

Baca juga: Festival Alquran Tua di NTT, Bukti Perjuangan Persebaran Agama Islam di Indonesia Timur

Baca juga: Pengalaman Ridwanudin Bersama Alquran Umur 363 Tahun Miliknya, Pernah Alami Kejadian di Luar Nalar

"Al-quran Tua terbuat dari kulit kayu di bawa dari Pulau Ternate (Alor) menuju Desa Alor Besar, Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT," ujar Tito.

Tito mengatakan dirinya takjub melihat kondisi Alquran tua ini tampak masih sangat terjaga dengan baik.

"Alquran tua terbuat dari kulit kayu ini tampak masih sangat terjaga dengan baik."

"(Ini) menandakan disimpan dengan baik oleh penjaganya," ucap Tito.

Tak hanya itu, Tito juga tidak menyangka, Alquran ini berada di wilayah Alor, NTT.

Tito menambahkan, dirinya tidak yakin masyarakat mengetahui keberadaan Alquran ini sebagai pertanda kuatnya persebaran Islam di Indonesia Timur.

Baca juga: Gandeng DMI, Polda Metro Jaya Salurkan Ribuan Alquran dan Sajadah ke Masjid

"Dan tidak di sangka Al-quran ini ada di Alor, NTT, yang mungkin sebagaian besar orang Indonesia tidak akan menyangka bahwa persebaran Islam di Indonesia Timur gencar (cukup kuat)," kata Tito.

Tito menceritakan, sebelumnya video tersebut hanya tersimpan di memori handphone miliknya saja.

Akhirnya, ia mencoba merangkai beberapa videonya untuk kemudian diunggah di akun media sosialnya.

Dirinya tak mengira video tersebut ditonton dan direpost banyak orang.

Tito mengatakan, video ini viral karena bertepatan dengan momen bulan Ramadhan.

"Iya betul baru viralnya sekarang, mungkin karena momentnya pas juga dengan bulan Ramadhan," ungkapnya.

Festival yang kali pertama baru diadakan di wilayah ini direkam Tito saat dirinya melakukan perjalanan keliling di Flores, NTT.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Aplikasi Muslim Pro Tambah Fitur Audio Terjemahan Alquran dalam 70 Bahasa

Dalam videonya, dijelaskan Tito tampak antusiasme masyarakat menonton festival tersebut.

Masyarakat yang hadir menunjukan sangat ingin melihat dan mempelajari sejarah agama Islam.

"Festival ini sangat meriah, terbukti dari antusiasme masyarakat yang hadir menandakan masyarakat sangat ingin melihat dan mempelajari sejarah agama Islam di tanah kelahiran mereka," ujar Tito.

Acara tersebut turut dihadiri pula Gubernur NTT,Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Alor, Amon Djobo.

Festival tersebut merupakan momentum dalam memperingati hadirnya Alquran sebagai bukti perjuangan persebaran ajaran agama Islam di tanah timur Indonesia.

Dalam acara ini, Alquran yang dianggap sebagai peninggalan sejarah agama Islam di bawa atau dipindahkan dari Pulau Ternate (Alor) menuju Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, NTT.

Pada perjalanan ini, banyak warga yang ikut mengarak Alquran dengan berbondong-bondong menyebrangi lautan menggunakan kapal-kapal kayu untuk sampai di obyek situs Alquran Tua di Masjid Jami.

Pemindahan ini dimaksudkan sebagai simbol masuknya agama Islam di NTT.

Saat dilakukan pemindahan, Alquran ini dibawa oleh oleh Nurdin Gogo bersaudara.

Diketahui Nurdin Gogo merupakan keturunan ke-14 dari Kesultanan Iang Gogo.

Tito mengatakan, Al Quran tertua ini memiliki 5 penerus, dan prosesi acara akan berlangsung jika keseluruhan penerus telah berkumpul.

Dalam informasi yang diberikan Tito, sepanjang jalan saat Alquran dibawa dari lokasi penyimpanan (Pulau Ternate) menuju Kabupaten Alor, ratusan pengunjung dan masyarakat melantunkan Sholawat.

Mereka begitu khusyuk mengiringi jalannya Alquran tertua yang dibungkus kain putih ini.

Tito mengatakan, hatinya takjub dan beberapa masyarakat terlihat menitikan air mata.

"Membuat hati semua pengunjung bergetar, hingga seketika merinding dan air mata yang tak terbendung lagi," kata Tito.

Menurut Tito, keberagaman di wilayah ini sangat tampak.

Hal ini, karena mayoritas pengunjung mengenakan pakaian muslim dengan kombinasi tenun khas Alor.

Sehingga nuansa muslim di wilayah ini sangat terasa.

"Nuansa muslim sangat terasa disini, semua pengunjung mengenakan pakaian muslim dan uniknya mereka mengkombinasikan pakaian muslim dengan tenun khas Alor."

"Hingga sangat tampak sekali keberagaman disini," ungkap Tito.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini