TRIBUNNEWS.COM - Kisah perjuangan seorang janda yang berjuang menghidupi anak-anaknya datang dari wilayah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Dia adalah Sriyanti yang berumur 44 tahun.
Warga RT 02/RW 01, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Pemalang itu diketahui memiliki 13 anak.
Mereka tinggal dalam rumah berukuran 3 meter x 6 meter.
Di tempat yang ia tinggali, Sriyanti terlihat riweh mengurus belasan anaknya ditambah satu cucu.
Pasalnya, ia harus mengurus sendiri anaknya yang mayoritas masih bocah tanpa didampingi sang suami.
Baca juga: Kisah Masitoh dan Dani, Jadi Korban PHK, Jalan Kaki Bawa 2 Balita dari Kebumen ke Bandung
Hal itu lantaran suami Sriyanti meninggal satu tahun lalu, karena sakit yang diderita.
Guna mencukupi kebutuhan belasan anaknya, Sriyanti pun harus banting tulang, dengan menjajakan es cendol di Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Pemalang.
Tak sampai di situ, beban Sriyanti juga bertambah dengan hutang biaya pengobatan sang suami saat menjalani perawatan sebelum meninggal sebesar Rp 25 juta.
Dengan semua beban keluarga di punggunnya, Suryanti tetap tabah dan menjalani hidup.
Wanita 44 tahun itu menuturkan, hanya bisa berdoa agar diberi kesehatan dan rezeki, supaya ia bisa membiayai anak-anaknya dan melunasi hutang almarhum suaminya.
"Ya memang sudah jadi jalan hidup saya, semoga saja diberi kekuatan menjalani, serta diberi kesehatan dan rezeki," ucapnya saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Sabtu (8/5/2021).
Hasil jualan es cendol yang ia lakoni pun jauh dari kata cukup, untuk membiayai kebutuhan keluarga.
Baca juga: Kisah Juned Sapi Berkaki Tiga di Sragen, Tingkahnya Menggemaskan, Si Pemilik Nangis Jika Dipisahkan
"Kalau ramai bisa dapat Rp 70 ribu, kalau sepi ya kadang Rp 50 ribu, tapi beberapa hari ini saya tidak jualan karena anak saya ada yang tidak enak badan."
"Biasanya saat saya jualan, anak-anak di rumah dijaga kakak-kakanya," ucapnya.
Di Kartu Keluarga (KK) milik Sriyanti tertera 13 nama bocah, dengan usia paling kecil 1 tahun.
Bahkan saking banyaknya nama yang tercatat, KK miliknya sampai dipisah menjadi dua halaman.
Sriyanti menjelaskan, total anaknya ada 16 orang, namun dua anaknya sudah menikah dan tidak tinggal dengannya, sementara satu anaknya meninggal saat kecil.
"Sekarang di rumah ada 13 anak dan dititipi satu cucu, jadi total 14 anak. Usia paling kecil 1 tahun yang lahir tahun lalu," katanya.
Wanita ramah itu juga menerangkan sangat hafal dengan nama dan usia anak-anaknya.
"Paling kecil Gendis Nadhifah usia satu tahun, lalu Shafar Rafasya usia dua tahun, Syaif Bahrin tiga tahun."
"Ragil Ferbrian enam tahun, Damar Evan tujuh tahun," ucapnya.
Baca juga: Kisah Nekat Para Pemudik: Disuruh Putar Balik Walau Sudah Tempuh Ribuan Km hingga Jalan Kaki 6 Hari
Dilanjutkannya, Lintang Yuwana anaknya berusia delapan tahun, lalu Atika Wulan berusia sepuluh tahun.
"Irwan Aji dua belas tahun, Isya Maulana sebelas tahun, Bima Aldi berusia tiga belas tahun, Kharisma Mutiara empat belas tahun, Tiara Puspita kini berusia enam belas tahun, serta Angga dan Anggi yang sudah pisah KK hampir 27 tahun," terangnya.
Dari belasan anaknya, Sriyanti mengatakan delapan anaknya belum punya akta kelahiran.
"Kalau BPJS baru empat anak lainya belum."
"Mau mengurus saya terkendala biaya, karena biaya untuk sekolah dan makan anak-anak sangat besar, sedangkan saya hanya jualan es cendol," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Pantura.com dengan judul Kisah Sriyanti Janda 16 Anak Asal Pemalang, Hanya Jualan Es Cendol untuk Hidupi Keluarga
(Tribun-Pantura.com/Budi Susanto)