TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian telah menetapkan 4 orang tersangka atas kasus yang menewaskan seorang bocah akibat praktik ritual perdukunan di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Dua tersangka adalah orangtua korban yang menggelar ruwatan sang anak.
Para tersangka tersebut yakni, ayah korban (M), ibu korban (S), dan tetangga korban (H dan B).
Kasus ini terungkap setelah polisi menggelar pemeriksan dan penyelidikan di tempat kejadian perkara.
Korban diduga meninggal dunia setelah dimasukkan ke dalam bak air akibat ritual yang dilakukan orangtua korban.
Baca juga: Viral Remaja Lakukan Tindak Asusila Terhadap Bocah Wanita di Masjid, Pelaku Terpengaruh Video Dewasa
Baca juga: Ikut Cari Bocah 5 Tahun yang Hanyut di Sungai, Anggota Polisi Terjatuh dan Meninggal Dunia
Sebelumnya, warga digegerkan dengan penemuan jenazah seorang anak di dalam kamar rumah dalam kondisi mengenaskan.
Dihimpun dari tayangan Kompas Tv, Kamis (20/5/2021), kini keempat ke-4 tersangka diancam pasal perlindungan anak.
Adapun hukumannya yakni terancam 15 tahun penjara atas UU nomor 17/2016 tentang Perlindungan Anak, Pasal 76 huruf c dan Pasal 80 Subsider Pasal 44 UU nomor 23/2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRD).
Tak hanya itu, mereka juga dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara dan atau denda Rp 3 miliar.
Sebagaimana diberitakan Tribunnews.com, sebelumnya, jasad bocah wanita berinisial A ditemukan di kamar rumahnya di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Minggu (16/5/2021) malam.
Mayat bocah itu tergeletak di atas ranjang dalam kondisi kering, tinggal kulit dan tulang.
Baca juga: Anak Anggota DPRD Bekasi Jadi Tersangka Perdagangan Orang, Paksa Bocah Jadi PSK, Kini Buron
Mayat korban diketahui sengaja disimpan orangtuanya sejak 4 bulan yang lalu sebagai bagian dari ritual ruwat.
Terungkapnya kasus tersebut, berawal saat Polsek Bejen menerima laporan warga bila ada mayat anak wanita di rumah lokasi kejadian.
Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi mengatakan pelaporan kejadian pembunuhan tersebut didapat dari Kepala Desa Congkrang.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, Polsek Bejen menerima laporan warga, (yaitu) Kepala Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, bahwa ada pembunuhan di sana," kata Benny di Mapolres Temanggung, Selasa (18/5/2021)
Lantas petugas mendatangi lokasi kejadian dan ditemukan sesosok mayat anak wanita.
"Memang ditemukan mayat perempuan atas nama A, umur 7 tahun, masih SD, dalam kondisi sudah meninggal," ujar dia.
Menyikapi hal tersebut Polres Temanggung, Jawa Tengah pun melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab meninggalnya bocah tersebut.
Hasil pemeriksaan sementara terungkap bahwa orangtua bocah 7 tahun itu terpengaruh bujukan dari H yang menyarankan agar korban diruwat agar tidak nakal.
Adapun, di desa tersebut H dikenal sebagai 'orang pintar' atau dukun.
"Dugaan awal sementara, orangtua korban mau melakukan tindakan itu atas pengaruh bujuk rayu H, yang dikenal sebagai orang "pintar" atau dukun."
"Saat itu kondisi A diyakini nakal," jelas Benny.
Ritual ruwat yang diminta H, lanjut Benny, adalah dengan menenggelamkan korban di bak mandi hingga akhirnya meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Adi Suhendi)