Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran Merapi, Jumat (4/6/2021) pukul 01.36 WIB.
Awan panas tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 132 detik.
Estimasi jarak luncur 1500 meter ke barat daya dan cuaca berkabut.
Secara meteorologi, cuaca Gunung Merapi terlihat cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah barat.
Suhu udara 14-21 derajat Celcius, kelembaban udara 67-73 persen dan tekanan udara 567-708 mmHg.
Baca juga: Cerita di Balik Jepretan Foto Meteor di Gunung Merapi: Seperti Lampu Pijar Jatuh ke Arah Puncak
Secara visual, gunung terlihat jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
“Terlihat ada 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1000 meter ke arah barat daya,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida.
Sementara, untuk kegempaan, gempa guguran tercatat sebanyak 44 kali dengan amplitudo 3-20 mm berdurasi 11-97 detik.
Hembusan terhitung terjadi dua kali, amplitudo 6-7 mm berdurasi 11-16 detik.
Baca juga: VIRAL Foto Diduga Meteor Jatuh di Gunung Merapi, LAPAN Beri Penjelasan
Gempa hybrid berjumlah 13 kali dengan amplitudo 3-22 mm, S-P: 0.3-0.5 detik dengan durasi 5-14 detik.
Vulkanik dangkal tercatat berjumlah dua kali dengan amplitudo 32-51 mm, berdurasi 11-16 detik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.