TRIBUNNEWS.COM - Sempat membuat laporan penculikan, orang tua korban penganiayaan oleh enam oknum anggota TNI AL harus menelan pil pahit saat mendapat kabar anaknya Bungka Patiar San Frasnsisco Manalu alias Tony telah meninggal dunia.
Korban diketahui merupakan pemilik pencucian mobil yang sebelumnya sempat dikabarkan menghilang selama dua pekan.
Saat mendapat kabar Tony telah tiada pun, orang tua korban sempat tidak mengatahui keberadaan jenazah anaknya.
Orang tua korban, Jhoni Pandapotan Manalu memohon agar hukum bisa ditegakkan seadil-adilnya kepada pelaku penganiayaan anaknya.
Baca juga: Kasus Pengeroyokan oleh 6 Oknum Prajurit TNI AL: Kronologi hingga Nasib Para Pelaku
Mengingat pelaku merupakan prajurit abdi negara, yang seharusnya memiliki tugas untuk melindungi rakyat.
"Mohon untuk ditegakkan supremasi hukum yang seadil-adilnya. Apalagi ini menyangkut oknum anak negara," kata Jhoni dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (20/6/2021).
Jhoni juga berharap agar pemerintah dan pihak TNI AL bisa memberikan sanksi kepada pelaku.
Sesuai dengan perbuatan pelaku yang telah menghilangkan nyawa anaknya.
Baca juga: Oknum Prajurit TNI AL Aniaya Warga Sipil Hingga Tewas, KSAL: Jangan Pernah Menyakiti Hati Rakyat
"Jadi harapan kami kepada pemerintah khususnya TNI AL, memberikan sanksi sesuai dengan perbuatannya. Karena nyawa anak saya sudah sampai hilang," sambungnya.
Jhoni mengaku, sempat diberi izin untuk melihat jenazah anaknya.
Namun saat melihatnya Jhoni harus mendapati kenyataan bahwa tubuh anaknya hancur akibat penganiayaan.
"Tadi sempat kami lihat, diijinkan oleh pihak rumah sakit melihat, badan anak saya semua hancur," ungkapnya.
Baca juga: Diduga Gelapkan Mobil, Warga Purwakarta Dianiaya Oknum TNI AL hingga Tewas, Pelaku Terancam Dipecat
Berawal dari Kehilangan Mobil
Diberitakan sebelumnya, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal), Laksamana Muda (Laksda) TNI Nazali Lempo, menceritakan awal mula kasus penganiayaan dua orang warga sipil oleh enam anggota TNI AL di Purwakarta, Jawa Barat.
Nazali mengungkapkan, kasus penganiayaan tersebut berawal dari seorang anggota TNI AL yang mempunyai pacar.
Orang tua dari pacarnya lalu meminta bantuan karena kehilangan mobil.
Sehingga oknum anggota TNI AL tersebut berinisiatif untuk mencari pelakunya.
Baca juga: Kronologi Anggota TNI Dikeroyok 10 Preman, Berawal saat Pelaku Minta Uang Parkir dengan Cara Kasar
Setelah dua warga Purwakarta, Jawa Barat yang diduga menggelapkan mobil ditemukan, pelaku membawanya ke Wisma Atlet.
Nazali pun menegaskan, kasus ini bukan penculikan, melainkan upaya interogasi dari pelaku kepada dua orang warga tersebut terkait masalah kehilangan mobil.
"Sebenarnya itu bukan penculikan. Karena berawal dia mempunyai pacar ya. Orang tuanya minta bantu. Karena anggota kita sering ke sana terkait mobil yang hilang. Jadi anggota kita ini inisiatif mencari pelakunya."
Baca juga: Panglima TNI Tolak Tawaran Masakan Dapur Korps Marinir: Nanti Kehabisan, Tidak Cukup Buat Prajurit
"Jadi bukan penculikan, pas pelakunya ketemu dibawa ke Wisma atlet itu. Mungkin dia interogasi lah benar enggak kejadian gini-gini. Mungkin masalah kehilangan mobil itu kan," terang Nazali.
Hasil pendalaman kasus mengungkapkan jika terjadi tindak kekerasan.
Seorang warga tersebut pun dilaporkan meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Update terbaru kasus oknum TNI AL aniaya warga hingga tewas