TRIBUNNEWS.COM - Bangkai KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali telah ditemukan di kedalaman 78 meter, Rabu (30/6/2021), pukul 01.30 WITA.
Pada Selasa (29/6/2021), KMP Yunicee terbalik dan tenggelam ketika akan sandar di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Bangkai kapal kemudian terseret arus dan ditemukan 1,6 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk.
Dikutip dari Tribun-Bali.com, bangkai KMP Yunicee terdeteksi KRI Rigel yang melakukan pencarian di sekitar Selat Bali.
Komandan KRI Rigel-933, Letnan Kolonel Laut (P) Jaenal Mutakim, mengatakan pencarian bangkai KMP Yunicee sempat terkendala arus yang kuat.
Baca juga: Fakta-fakta Tragedi Tenggelamnya KMP Yunicee, Kronologi hingga Ada Korban Tak Masuk Manifest
Baca juga: KMP Yunicee yang Tenggelam di Selat Bali Dibuat Tahun 1992 dan Terakhir Docking Desember 2020
"Pencarian kerangka kapal juga sempat terkendala arus laut yang kuat."
"KRI Rigel sempat terpaksa menarik kembali ROV di dasar laut dan dilakukan pemantauan dari lokasi lain."
"Setelah arus sedikit reda lalu di ulangi kembali pencarian," kata Jaenal, Rabu.
Selain bangkai kapal, Tim SAR gabungan juga menemukan 20 jaket pelampung yang diduga milik KMP Yunicee.
Pencarian penumpang yang hilang masih terus dilakukan petugas dari Bali dan Banyuwangi.
Dilansir Tribunnews, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting, menduga KMP Yunicee tenggelam karena gelombang tinggi yang mencapai empat meter.
"Tadi kami sempat melakukan pencarian korban di laut, gelombang tinggi mencapai tiga hingga empat meter."
"Kemungkinan ini yang menyeret kapal dan tenggelam," kata Ginting, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu.
Ia pun telah memastikan tak ada kebocoran mesin pada KMP Yunicee.