Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Sebuah video yang memperlihatkan ratusan warga menyeduruk IGD rumah sakit beredar luas di grup-grup WhatsApp dan media sosial.
Dalam video itu ratusan warga mendatangi RSUD Kota Mataram untuk mengambil jenazah pasien yang diduga positif Covid-19, Sabtu (31/7/2021) dini hari.
Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi mengungkapkan, tidak ada upaya jemput paksa jenazah dari rumah sakit.
Hal itu terjadi karena adanya kesalahpahaman saat jenazah pasien sedang ditangani tim medis.
Kepada wartawan, Heri Wahyudi menjelaskan, kepolisian mendapatkan laporan ada warga mendatangi rumah sakit sekitar pukul 24.00 Wita.
Dalam video yang berdar, tampak ratusan warga dari Sekarbela mendatangi RSUD Kota Mataram untuk mengambil jenazah pasien.
Menurut Heri, warga tersebut hanya ingin melihat tuan guru mereka yang meninggal dunia di RSUD Kota Mataram, malam itu.
Baca juga: 1,5 Tahun Pandemi Covid-19 di Kota Bekasi: 13.912 Anak Terpapar, 4.241 Warga Meninggal
Tuan guru berinisial HF (74) tersebut merupakan tokoh agama yang cukup dihormati dan disegani warga.
Salah satu dokter di RSUD Mataram juga merupakan anak dari tokoh HF.
Sehingga proses penanganan jenazah awalnya tidak ada masalah.
Tapi terjadi kesalahpahaman saat warga ingin membawa pulang jenazah tersebut.
Kesalahpahaman bermula, saat pihak keluarga atau anak pasien yang juga dokter RSUD Kota Mataram meminta dilakukan tes cepat molekuler (TCM) kepada jenazah ayahnya.
Tes tersebut membutuhkan waktu.