TRIBUNNEWS.COM - Potongan tulang manusia ditemukan di dalam hutan di Dusun Apsin, Desa Fatukoto, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Potongan tulang itu pertama kali ditemukan oleh Melkias Banoet, warga setempat, Kamis (5/8/2021).
Ada 14 potongan kerangka manusia yang ditemukan di lokasi kejadian.
Tulang manusia itu diduga merupakan Osim Nomneni, warga Desa Bijaepunu.
Penemuan potongan tulang manusia itu berawal saat Melkias melihat anjing sedang menggigit tulang tengkorak manusia.
"Saya posisi ada di kebun bersama anak saya, lalu kami mendengar gonggongan anjing dan melihat anjing tersebut sedang memainkan tulang tengkorak manusia."
"Anjing tersebut lalu berlari ke dalam hutan sambil menggigit tulang tengkorak tersebut," kata Melkias dilansir Pos Kupang.
Baca juga: Seorang PSK Ditemukan Tewas di Bekas Lokalisasi, Sempat Layani Bule dan Teriak Minta Tolong
Melkias kemudian berinisiatif mengikuti anjing tersebut ke dalam hutan.
Saat diikuti, Melkias menemukan potongan tulang manusia lainnya.
"Saya ikuti anjing tersebut ke dalam hutan dan menemukan potongan tulang manusia lainnya," ungkapnya.
Kejadian tersebut kemudian diberitakan kepada Benyamin Kasse (70).
Benyamin kemudian melaporkan penemuan potongan tulang manusia itu ke Polsek Kapan.
Ada 14 potongan
Saat pihak puskesmas mendatangi lokasi kejadian, ternyata ditemukan 14 potongan tulang manusia.
Hal itu diungkapkan, dr Deedee Henukh, dokter dari puskesmas tersebut.
"Potongan tulang manusia yang ditemukan tidak utuh lagi, ada 14 potongan tulang manusia yang ditemukan," katanya dilansir Pos Kupang.
Diduga, potongan tulang manusia tersebut sudah dua atau tiga minggu lalu.
Korban alami gangguan jiwa
Mengutip dari Pos Kupang, potongan tulang manusia itu diduga adalah Osim Nomneni.
Ia diketahui meninggalkan rumah pada 17 Juli lalu pada malam hari.
Wati Nomeni, saudari kandung korban mengatakan, tiga tahun terakhir korban tinggal bersama ibu mereka, Elisabeth Naben di Desa Bijaepunu.
Korban diketahui selama ini mengalami gangguan kejiwaan dan sering keluar saat malam.
"Korban ini ada gangguan jiwa sedikit dan sering keluar pada malam hari."
"Tapi biasanya pagi-pagi dia pulang, tapi pada 17 Juli malam itu korban keluar dan tidak pulang lagi," kata Wati.
Pihak keluarga, kata Wati sudah berusaha mencari korban, namun tidak menemukan keberadaan korban.
Pada Kamis pagi, dirinya mendapat informasi penemuan tulang manusia yang diduga korban.
Baca juga: Kronologi Perawat Pasien Covid-19 Tewas Dibunuh Tiga Perampok, Pelaku Sudah Lama Rencanakan Aksi
Baca juga: Plt Kepala BPBD Merangin Ternyata Dibunuh Oleh Anak Buah Sendiri, Motif Sakit Hati, Harta Dikuras
"Kami dapat informasi ada penemuan tengkorak manusia di Desa Fatukopa ini. Kami curiga ini tulang keluarga kami," ujar dia.
Keluarga meyakini tulang yang ditemukan itu adalah korban karena di lokasi penemuan ditemukan tas sirih pinang dan celana milik korban.
"Kami yakin itu tulang korban karena di lokasi kami temukan tas dan celana korban," tambahnya.
Potongan tulang tersebut akhirnya diserahkan kepada keluarga korban guna dimakamkan.
"Setelah kita melakukan olah TKP penemuan tulang tengkorak dan memeriksa sejumlah saksi yang mengaku sebagai keluarga korban."
"Maka tulang belulang yang ditemukan kita serahkan kepada keluarga korban," kata Kapolsek Kapan, I Pande Made Wardika dilansir Pos Kupang.
Sementara, untuk penyebab kematian, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.
"Kita masih mendalami penyebab kematian korban. Sejumlah saksi masih kita lakukan pemeriksaan," tambahnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Pos-Kupang.com/Dion Kota)