Menurut pelaku sejarah bernama Dul Jamil (94), bentuk peluru dalam tugu yaitu peluru asli.
Peluru itu diperoleh dari rampasan senjata Jepang.
Dul menceritakan, saat melemparkan peluru itu ke pasukan rombongan Belanda pelurunya tidak berfungsi saat dilemparkan.
Alhasil peluru tersebut diabadikan dalam bentuk tugu.
"Dulu pas saya lempar itu peluru enggak fungsi, macet. Alhasil dijadikan sebagai tanda bukti saja," terangnya pada TribunBanten.com saat ditemui di rumahnya di Sayar.
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Melongok Tugu Pertempuran Cijentul dan Kisah di Balik Penggunaan Peluru Emas,.