News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Inspiratif Asli Indonesia

Kisah Siboen, YouTuber yang Bimbing Warga Pengangguran Raup Penghasilan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siboen yang bernama asli Siswanto (37) saat menunjukan gold button dari YouTube dan penghargaan dari Menteri Sosial RI, Tris Rismaharini, di rumahnya di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Banyumas, pada Rabu (9/6/2021)

TRIBUNNEWS.COM – Inspirasi bisa datang dari mana saja. Siswanto (37) salah satunya. Sosok sederhana ini mampu mengilhami banyak orang untuk berkarya berkat kanal YouTube Siboen channel miliknya.

Pria yang berasal Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas ini adalah orang yang pekerja keras dan tak pantang menyerah. 

Pada awalnya, keterbatasan ekonomi membuat Siswanto mencoba banyak pekerjaan. Mulai dari mencari rongsokan barang dan menjadi pedagang keliling telah ia lakukan sebelumnya.

Sosok yang akrab disapa Siboen ini pun sudah mencoba cara lain dengan membuka usaha bengkel motor sejak 2016. Namun, hal tersebut tidak berhasil membuat nasibnya berubah menjadi lebih baik.

Tak patah arang, terinspirasi dari berita di TV mengenai kisah sukses Atta Halilintar yang berkarier dan meraup ratusan juta rupiah lewat YouTube, Siboen mulai tertarik untuk mencoba hal yang sama.

Meski mulanya tak percaya, ia pun mencoba peruntungannya di kanal YouTube.

Ia memilih video komedi anak-anak dan membuatnya sebagai konten utama di channel miliknya. Sayangnya, konten tersebut tidak terlalu diminati.

Siboen memutar haluan dengan beralih membuat konten lain. Berbekal bakat dan kemampuannya dalam dunia otomotif, ia membuat konten khusus perbengkelan sepeda motor dengan mengunggah video yang ia rekam di bengkel miliknya.

Pada awalnya, ia mengalami beberapa kesulitan, seperti bagaimana caranya memperbaiki motor keluaran terbaru dan membuat konten menarik.

Namun, tantangan tersebut berhasil ia atasi dengan melihat dan mencontoh video tutorial dari para content creator Youtube lainnya. 

Selain itu, kendala lain yang Siboen alami ialah sinyal dan koneksi internet. Kedua hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan channel YouTube miliknya. Kesulitan itu harus ia alami lantaran kondisi tempat tinggal yang tidak memiliki koneksi internet yang baik

Untuk mengatasi hal tersebut ia rela pergi ke balai Desa Kasegeran untuk mengunggah videonya karena koneksi yang lebih baik.

Setelah menyiapkan dan membuat konten perbengkelan di bengkel milikinya dari jam 8 pagi, pada jam 4 sorenya Siboen selalu pergi ke balai desa untuk mengunggah kontennya.

Tak enak hati karena sering mondar-mandir di depan warga di sekitar balai desa, Siboen pun memutuskan untuk menyewa sebuah kios di depan balai desa. Dengan begini, menghabiskan waktu lima jam untuk mengunggah video pun tak jadi masalah buatnya. 

Dikira pesugihan hingga bantu warga desa berkembang

Sebelum sukses, pada tiga bulan pertama, Siboen tidak mendapat keuntungan sama sekali dari video perbengkelan miliknya. 

Barulah di bulan keenam, konten video miliknya mulai diminati oleh para penonton, dan akhirnya Ia berhasil mendapatkan keuntungan.

Namun sedihnya, kesuksesan tersebut ternyata mendatangkan kecurigaan dari warga setempat. Para warga menganggap dirinya melakukan pesugihan karena melihat kehidupannya yang makin berkecukupan. Bahkan, warga turut melarang anak-anak mereka untuk tidak dekat-dekat dengan rumah Siboen dengan alasan takut dijadikan tumbal pesugihan. 

"Penghasilan saya kala itu sudah sampai Rp 50 juta per bulan. Karena pendapatannya naik secara signifikan hal itulah yang memunculkan anggapan dari warga sekitar jika saya diduga melakukan pesugihan," ungkapannya. 

Tak ingin berlarut, Siboen pun mulai mengungkap rahasia mengenai sumber pendapatannya, yaitu YouTube. Kepada warga saat rapat di balai desa, ia menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan uang dari membuat konten video perbengkelan berbekal peralatan seadanya.

Setelah penjelasan panjang lebar tersebut, warga desa pun akhirnya percaya dan kagum kepada Sibeon.

Jadi panutan desa 

Melihat kesuksesan Siboen Channel, Kepala Desa Kasegeran Saeffudin pun menjadikan Desa Kasegeran sebagai kampung YouTuber, mengajak masyarakat desa menjadi lebih mengenal IT dan melek teknologi. 

"Kita dorong dan fasilitasi menjadi kampung YouTuber. Siboen juga kita usulkan menjadi ketua BUMDEs dengan harapan ada efek ekonomi desa karena cukup kreatif mengelola desa," katanya. 

Siboen yang ditunjuk menjadi ketua BUMDes kala itu ditugaskan untuk membina para pengangguran di desanya, dan mengajarkan mereka cara-cara menjadi YouTuber. Siboen berhasil mendidik mereka hingga memiliki penghasilan sendiri lewat YouTube hingga mencapai Rp 5-Rp 15 juta per bulannya.

Hal tersebut terus ia lakukan secara konsisten. Bahkan, lewat kontribusinya tersebut, Siboen mendapat penghargaan dari Menteri Sosial RI, Tri Risma Harini berupa Sentra Kreasi Atensi Award sebagai lulusan Balai Antasena Magelang Berprestasi 2021.

Kini, Siboen telah mengembangkan 10 kanal YouTube dengan konten yang lebih variatif. Selama berkarier di dunia YouTube, Siboen berhasil mendapatkan gold play button serta memiliki 1,2 juta subscriber dengan rata-rata pendapatan Rp 50 hingga Rp 150 juta per bulannya.               

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini