News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta-fakta ODGJ di Sikka Habisi 2 Warga dan Lukai 3 Lainnya, Pelaku Tewas Ditembak Polisi

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi dua orang warga meninggal dunia dan tiga orang lainnya luka-luka karena dianiaya oleh ODGJ di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penganiayaan berujung hilangnya nyawa terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Diketahui yang menjadi pelakunya adalah pria 50 tahun bernama Romanus Resi.

Pelaku diketahui berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sedangkan korbannya berjumlah lima orang.

Dua meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka berat.

Bagaimana kelengkapan dari informasi kasus ini? Berikut rangkuman fakta-faktanya:

Baca juga: Kronologis Seorang Pemuda Tewas Ditikam Anggota Geng Motor di Garut

Kronologi kejadian

Anggota Polres Sikka di Desa Werang, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka pasca kejadian. (Dok Polres Sikka untuk POS-KUPANG.COM)

Dilansir Pos-Kupang.com, kejadian yang menimpa para korban terjadi pada Senin (16/8/2021) atau sehari menjelang perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI.

Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada di Kampung Watuwolon Desa Werang, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT.

Sore itu, Romanus mengamuk tanpa sebab.

Ia membawa senjata tajam dan sepucuk senapan angin.

Romanus kemudian berjalan menyusuri jalan raya.

Hingga akhirnya pelaku bertemu dengan para korban dan langsung melakukan penyerangan.

Baca juga: Kasus Tewasnya Ibu dan Anak di Subang, Pengakuan Suami hingga Dugaan Sosok Pelaku

Kondisi korban

Kapolres Sikka, AKBP Sajimin melalui Kasubag Humas Iptu Margono membenarkan kejadian ini.

Menurut Margono, para korban mengalami luka-luka di tubuhnya.

Korban pertama dan kedua meninggal dunia di tempat.

"Sedangkan korban luka berat ada 3 orang telah mendapat perawatan di Puskesmas Tanarawa, Kecamatan Waiblama," ujar Margono, dikutip dari dari Pos-Kupang.com.

Margono mengatakan, anggota Polres Sikka dan anggota Polsek Waigete di bawah pimpinan Kabag Ops AKP Wihelmus Sinlae dan Kasat Intelkam Iptu Eliazer Kalelado serta Kapolsek Waigete, Ipda I Wayan Artawan telah mendatangi TKP.

Korban meninggal dunia teridentifikasi bernama Wihelmus Wahing (87) dan Moat Leda (60).

Sedangkan korban luka berat, yaitu Marianus Mare (36), Lukas Liku (39) dan Markus Wiranto (22).

Kelima korban merupakan warga Desa Werang, Kecamatan Waiblama.

Baca juga: FAKTA Polisi Tewas Ditembak Saudara, Gara-gara Tegur soal 100 Ekor Bebek Mati, Pelaku Sakit Hati

Pelaku tewas ditembak

Kapolres Sikka, AKBP Sajimin. (ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM)

Usai melakukan aksinya, Romanus sempat melarikan diri bersama senjata yang digunakan untuk melukai para korbannya.

Polisi kemudian melakukan pengejaran dan berhasil mengetahui lokasi persembunyian pelaku, Jumat (20/8/2021).

Dalam proses penangkapan, polisi terpaksa menembak pelaku.

Kapolres Sikka, AKBP Sajimin menjelaskan, tindakan tegas itu dilakukan aparat sesuai prosedur.

Pasalnya, pelaku melakukan tindakan perlawanan saat mau ditangkap.

Baca juga: Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Sumur, Sempat Matikan Lampu Rumah sebelum Tidur

"Pelaku diberikan tindak tegas dan terukur sesuai prosedur," tegas Kapolres Sikka, dikutip dari Pos-Kupang.com.

Ia menjelaskan, pihak polisi telah melakukan penanganan dengan menyerahkan jasad pelaku kepada keluarga untuk proses pemakaman.

"Kita akan lakukan penanganan sesuai ketentuan atas kasus tersebut," ujar Kapolres Sikka.

Ia menjelaskan, pelaku saat ditangkap melakukan perlawanan yang membahayakan petugas sehingga dilakukan tindakan tegas.

Ia meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Tanarawa.

"Barang bukti ketika pelaku beraksi sudah diamankan petugas saat penangkapan," tambah Sajimin.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Pos-Kupang.com/Aris Ninu)

Berita lainnya seputar kasus pembunuhan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini