News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buntut Surat PCR Palsu 23 Mahasiswa, Petugas KKP Kendari Bandara Haluoleo Diperiksa

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Wilayah Bandara Haluoleo KKP Kelas II Kendari dr Waode Umi Mazidah saat menunjukkan salah satu surat PCR palsu milik 23 mahasiswa calon penumpang tujuan Jakarta. (Istimewa)

Laporan Wartawan Tribunnews Sultra Fadli Aksar

TRIBUNNEWS.COM,  KENDARI - Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP Kelas II Kendari, Bandara Haluoleo diperiksa Kepolisian Resor atau Polres Kendari terkait kasus surat PCR palsu 23 mahasiswa, Jumat (27/8/2021) siang.

dr Waode Umi Mazidah, petugas KKP memenuhi panggilan penyidik Satuan Reserse dan Kriminal atau Satreskrim Polres Kendari sejak pukul 10.00 WITA.

Diketahui, 23 mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun yang hendak bertolak menuju Jakarta melalui Bandara Haluoleo Kendari, kedapatan membawa surat PCR palsu, Jumat (20/8/2021).

Sebab, surat PCR itu tak terdaftar di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan tidak teridentifikasi di Aplikasi PeduliLindungi.

Ke-23 mahasiswa tersebut akhirnya gagal terbang menggunakan maskapai Lion Air JT 987, padahal mereka telah memesan tiket seharga Rp858 ribu.

Mereka membeli surat PCR palsu itu seharga Rp250 ribu per lembar kepada seorang penghubung di Kendari.

Baca juga: Mahasiswa Fakultas Tehnik Universitas Mercu Buana Temukan Alat Monitoring Filter Blok

Petugas KKP Kendari pun menyita 23 lembar surat PCR palsu tersebut dan meminta mahasiswa tersebut pulang ke rumahnya masing-masing.

Koordinator Wilayah Kerja Bandara Haluoleo Kendari KKP Kendari, dr Waode Umi Mazidah mengatakan, ia diminta datang ke Polres Kendari untuk memberikan keterangan, tapi bukan sebagai saksi.

"Tidak ada keterangan saksi di suratnya, tapi untuk memberikan keterangan," kata dr Umi Mazidah saat dihubungi melalui WhatsApp Messenger, Jumat (27/8/2021).

Hingga pukul 11.45 WITA, dr Umi Mazidah masih menjalani pemeriksaan di ruang sub 1 Satreskrim Polres Kendari.

Humas RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Masita, dipanggil polisi terkait kasus surat PCR palsu milik 23 mahasiswa.

Diketahui, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP Kelas II Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapati surat PCR palsu milik 23 mahasiswa, Jumat (20/8/2021).

Diketahui, 23 mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun hendak bertolak menuju Jakarta melalui Bandara Haluoleo Kendari, dengan menggunakan maskapai Lion Air.

Ke-23 mahasiswa tersebut akhirnya gagal terbang setelah surat PCR itu dinyatakan palsu oleh petugas KKP.

Sebelumnya Humas RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Masita dipanggil polisi terkait kasus surat PCR palsu milik 23 mahasiswa.

"Saya dipanggil (polisi) mengenai ini (surat PCR palsu), saya ke sana (Polres Kendari), kenapa saya dipanggil, untuk apa," kata Masita saat ditemui di RSUD Bahteramas, Selasa (24/8/2021).

Masita memastikan, 23 mahasiswa itu tidak pernah melakukan uji usap Polymerase Chain Reaction atau PCR di laboratorium rumah sakit plat merah itu.

Namun, hingga kini pihaknya belum menerima secara resmi bukti surat PCR palsu yang mencatut nama RSUD Bahteramas.

"Belum menerima secara resmi, sampai hari ini sehingga belum bisa apa-apa, bagaimana mau keberatan, suratnya belum ada," tandasnya.

Surat PCR Palsu

Diketahui, 23 mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun yang hendak bertolak menuju Jakarta melalui Bandara Haluoleo Kendari, kedapatan membawa surat PCR palsu, Jumat (20/8/2021).

Sebab, surat PCR itu tak terdaftar di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan tidak teridentifikasi di Aplikasi PeduliLindungi.

Ke-23 mahasiswa tersebut akhirnya gagal terbang menggunakan maskapai Lion Air JT 987, padahal mereka telah memesan tiket seharga Rp858 ribu.

Mereka membeli surat PCR palsu itu seharga Rp250 ribu per lembar kepada seorang penghubung di Kendari.

Petugas KKP Kendari pun menyita 23 lembar surat PCR palsu tersebut dan meminta mahasiswa tersebut pulang ke rumahnya masing-masing. (*)

Kronologi

Detik-detik petugas KKP di Bandara Haluoleo Kendari, menemukan 23 surat PCR Palsu milik mahasiswa.

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP Kelas II Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapati surat PCR palsu milik 23 mahasiswa, Jumat (20/8/2021).

Koordinator Wilayah Bandara Haluoleo KKP Kelas II Kendari dr Waode Umi Mazidah saat menunjukkan salah satu surat PCR palsu milik 23 mahasiswa calon penumpang tujuan Jakarta. (Istimewa)
Diketahui, 23 mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun hendak bertolak menuju Jakarta melalui Bandara Haluoleo Kendari, dengan menggunakan maskapai Lion Air.

Ke-23 mahasiswa tersebut akhirnya gagal terbang setelah surat PCR itu dinyatakan palsu oleh petugas KKP.

Koordinator Wilayah Bandara Haluoleo KKP Kelas II Kendari dr Waode Umi Mazidah menjelaskan detik-detik pihaknya menemukan 23 Surat PCR Palsu tersebut.

KKP Kendari sendiri bertugas melakukan validasi dokumen pelaku perjalanan melalui aplikasi PeduliLindungi di pintu keberangkatan Bandara Haluoleo Kendari 

Ia menjelaskan, saat itu datang seorang mahasiswa membawa 23 surat keterangan PCR palsu tersebut kepada petugas KKP Kendari, pukul 09.00 WITA.

"Yang urus 1 orang (mahasiswa), datang bawa suratnya 23 lembar, katanya ini rombongan mahasiswa," kata dr Waode Umi Mazidah saat ditemui di Bandara Haluoleo Kendari, Senin (23/8/2021).

23 lembar surat PCR itu pun diperiksa oleh 3 petugas KKP, saat lembaran ke-6, tak ada satupun data tercatat di aplikasi PeduliLindungi.

Petugas KKP lalu meminta mahasiswa bernama Arjun tersebut untuk menyampaikan ke Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Bahteramas agar data hasil tes PCR diinput supaya bisa tercatat di aplikasi PeduliLindungi.

Sehingga pergilah pria itu, sekitar 45 menit, pada saat panggilan boarding pesawat Lion Air, pria itu kembali.

"Katanya, bu saya kasih naik memang saja ini anak mahasiswa. Saya bilang, wah kami tidak tahu ini, bisa masuk atau tidak, tanya dulu sama petugas Bahteramas, sudah diinput atau belum. Dia diam," bebernya.

Karena tak kunjung mendapat kepastian, petugas KKP Kendari pun berinisiatif untuk mengkonfirmasi sendiri pihak RSUD Bahteramas.

Sekitar pukul 10.15 WITA, panggilan boarding kedua, petugas KKP Kendari baru mendapat konfirmasi dari RSUD Bahteramas.

"Suratnya sudah difotokan, 23 (lembar) kami kirim ke RSUD Bahteramas, kami konfirmasi bahwa suratnya palsu, nomor laboratorium-nya, nama-namanya tidak teregistrasi untuk pemeriksaan PCR," ucapnya.

Petugas KKP Kendari pun menyimpan surat PCR palsu tersebut sebagai barang bukti.

Nama-nama pada hasil tes PCR yang diterbitkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas justru tak terdaftar di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi atau Pemprov Sultra tersebut.

Padahal, mereka sudah memiliki tiket yang dibeli seharga Rp858 ribu serta hasil PCR dengan merogok kocek senilai Rp250 ribu per orang

Berikut nama 23 calon penumpang yang merupakan mahasiswa salah satu PTS asal Jakarta yang batal terbang dari Bandara Haluoleo Kendari:

1. Susianti
2. Sasriani
3. Muh Rijal Suherman
4. Nurjanah
5. Muh Isral Saputra
6. Hendri L
7. Arjun (pengurus)
8. Sawal Irawan
9. Melani Febrina Rahman
10. Lusiaana Banda
11. Salma Dwi Saputra
12. Padjriyani Putri Ayu Ningsih
13. Muh Nabil Dean Fachri Liambo
14. Tata Prayoga
15. Selin
16. Mutiara Shalisha
17. Prinsa Candra Killa
18. Fatmah Wati
19. Caleg. L
20. Adit Saputra Pratama
21. Hilal Hamndi
22. Divva Annusia Sultan Tawulo
23. Sardinda Ningsih. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini