News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta Ratusan Burung Pipit Mati Mendadak di Balai Kota Cirebon, Ini Dugaan Penyebabnya

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangkai burung pipit berserakan di halaman Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Selasa (14/9/2021).

Kronologi ratusan burung pipit ditemukan mati

Diberitakan Kompas.com, peristiwa itu bermula pada Selasa pagi.

Saat itu, petugas kebersihan menemukan 500 burung pipit mati dan pingsan di bawah pohon mangga dan sawo kecik di depan Balai Kota Cirebon.

Kejadian itu lalu dilaporkan kepada Kepala Rumah Tangga Kantor Balai Kota Cirebon.

Wali Kota Cirebon kemudian memanggil Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon untuk memeriksa kejadian tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Ammy Nurwati.

"Petugas langsung ditugaskan untuk meninjau di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup setempat dan Balai Veteriner (B-Vet) Subang," kata Ammy, Selasa (14/9/2021).

Kemudian, pukul 15.30 WIB, Balai Besar KSDA Jabar melalui Resor Cirebon bersama dokter hewan dari Dinas Pangan Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota dan Petugas Balai Veteriner Subang meninjau lokasi kejadian.

Baca juga: Kronologi Ketua RT Tewas Diterkam Buaya di Depan Istri

Baca juga: Warga Muarojambi Heboh Temukan Buaya Empat Meter, Masyarakat Diminta Waspada

Diduga karena perubahan cuaca yang ekstrem

Ammy mengatakan, fenomena matinya ratusan burung pipit itu diduga karena perubahan cuaca.

Perubahan cuaca yang terjadi cukup ekstrem yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

"Di sekitar Kota Cirebon sudah mulai memasuki musim penghujan dan dalam tiga hari ini Kota Cirebon turun hujan."

"Terakhir pada malam kejadian sampai sore hari Kota Cirebon sedang diguyur hujan cukup besar," ungkap Ammy.

Dugaan ini, kata Ammy, karena melihat sifat habitat burung pipit yang lebih menyukai cuaca hangat dan rentan dengan cuaca yang terlalu dingin.

Namun, untuk mengetahui hasil yang lebih akurat, sampel satwa yang mati dibawa ke Balai Veteriner Subang untuk diperiksa di laboratorium.

"Saya berharap hasil lab-nya segera keluar. (Fenomena) ini pertama kalinya terjadi di Cirebon," sambungnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ahmad Imam Baehaqi, Kompas.com/Reni Susanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini