TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Heboh di Manado Sulawesi Utara, terjadi pembunuhan oleh seorang wanita.
Korbannya juga seorang berjenis kelamin perempuan, diduga mereka adalah pasangan penyuka sesama jenis.
Peristiwa tersebut terjadi di di salah satu indekost di Wanea kota Manado provinsi Sulawesi utara, Rabu (29/9/2021).
Korbannya bernama Okvini Rundengan (22) asal Desa Kali, Kecamatan Tombatu, Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara (Sulut).
Baca juga: Mahasiswi PTN di Manado Tewas di Tangan Kekasih, Ditusuk Menggunakan Gunting
Sedangkan pelaku bernama Margaretha Wanei.
Perempuan yang juga dikenal dengan V Rundengan ini ditikam oleh kekasih sejenisnya.
Awalnya, korban yang berperan sebagai laki-laki cemburu kepada Margaretha karena sering dihubungi oleh temannya.
Hal tersebut membuat pertikaian tak terelakkan.
Kejadian terjadi terjadi hari Rabu (29/9/2021) malam sekitar pukul 20.30 Wita.
Edwin Malonda rekan indekost saat diwawancarai Tribunmanado.co.id mengaku saat itu berada di indekost.
Ia menceritakan kamarnya tepat berada di sebelah kamar korban dan pelaku.
Tapi saat kejadian saya tak berada di dalam kamar.
Baca juga: Kronologi Wanita Tewas Ditikam Pacar Sesama Jenis di Manado, Berawal Saat Keduanya Tenggak Miras
Saat itu saya ada di lantai dua sedang menonton.
Sempat mendengar ada suara ribut, tapi saya tidak menghiraukan karena menurut Edwin sering terjadi keributan di indekost tersebut.
Selang waktu lima menit, pelaku mengetuk pintu salah satu teman kos yang ada dan meminta melihat korban yang ada di kamar.
"Setelah dilihat di dalam kamar, korban sudah berlumuran darah. Teman kos itupun langsung memanggil suami dan saya yang saat itu sedang menonton televisi.
Kemudian langsung memesan transportasi online untuk diantarakan ke rumah sakit," sebutnya.
Melihat itu, Edwin bersama dua rekan indekostnya mengangkat korban dengan kain yang ada tempat tidur dan langsung membawa ke mobil.
Baca juga: Perempuan di Manado Tewas Ditikam Pasangan Sesama Jenis, Semua Berawal dari Dering Telepon
Belum sampai di rumah sakit, rekan kos kami katakan korban sudah tidak bernyawa lagi.
Tapi dalam perjalanan korban sempat bilang rasa sakit, dan akhirnya meninggal sebelum sampai di rumah sakit.
Edwin juga menceritakan saat kejadian pelaku ikut mengantarkan korban ke rumah sakit.
Pelaku hanya duduk diam dan saat tahu korban sudah meninggal hanya menangis.
"Dari pengakuan pelaku kepada kami, memang mereka sempat saling rampas gunting kemudian tertusuk ke dada korban," ungkapnya.
Edwin pun mengaku setelah mengetahui kejadian tidak pindah kos meski sempat merasa takut.
Usai kejadian Edwin bersama teman kos lainnnya melakukan pemasangan lilin dan mendoakan korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Kondisi indekos
Dua hari pasca kejadian, Jumat (1/10/2021) indekos tempat kejadian perkara (TKP) terpantau sepi.
Saat dikunjungi Tribunmanado.co.id, hanya ada satu kendaraan bermotor yang terparkir di depan kos.
Selain itu hanya ada satu orang yang berada di indekos tersebut bernama Edwin Malonda (37), bahkan pemilik kos tidak berada di lokasi.
Salah satu penghuni kost mengatakan bahwa area kamar kost V Rundengan tidak bisa dimasuki.
Setelah kejadian tersebut tak ada penghuni indekos yang memutuskan pindah.
"Tidak ada yang pindah, semua masih menetap di sini," ujar Edwin.
Semalam, Edwin mengatakan para penghuni kos memasang lilin di area kamar Okvini.
"Semalam istri saya memasang lilin untuk menghormati kematian Okvini," tambah Edwin.(Isvara Savitri/Isvara Savitri)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Dua Hari Pasca Pembunuhan di Wanea Manado, Penghuni Indekos Pasang Lilin di Kamar Okvini Rundengan