TRIBUNNEWS.COM, SUBANG- Kasus dugaan pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat belum menemukan titik terang.
Belum diketahui terduga pelaku pembunuhan terhadap Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Mantan ketua RT setempat, Carman mengungkap latar belakang keluarga Tuti dalam wawancara di tayangan Heri Susanto.
“Orangtuanya ibu Tuti itu saya udah pada kenal, Pak Urip itu ya polisi itu dulu,” ungkap Carman.
Baca juga: Jadi Saksi Kasus Kematian Ibu dan Adiknya, Yoris Tak Lagi Mengurus Yayasan Sekolah di Subang
Carman mengaku juga sangat mengenal sosok ayah Tuti, bernama Urip tersebut.
Namun, ayah Tuti itu pun sudah lama meninggal.
"Sosok Ibu Tuti orang baik, keluarganya orang baik.
Lebih lanjut Carman juga mengungkapkan sosok ayah Tuti yang dikenalnya baik.
Begitu juga sosok Tuti yang menurutnya juga baik.
Almarhum bapak Urip juga orang baik," ungkap Carman.
Selain latar belakang keluarga Tuti, Carman bahkan mengaku mengetahui masa lalu Tuti Suhartini saat muda.
"Malah pacarannya juga saya tahu masih SMA terbuka," ungkap Carman.
Baca juga: Polisi Tak Ingin Berandai-andai soal Pelaku Pembunuhan di Subang: Fokus Cari Petunjuk dan Kesesuaian
Turut prihatin atas peristiwa tragis yang menimpa Tuti dan Amalia, Carman berharap kasus Subang tersebut segera terungkap.
Tuti di Mata Tetangga dan Kerabatnya
Sejak Tuti ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, tak jarang selain kerabat sejumlah orang bersaksi terkait sosok Tuti dalam kehidupan sehari-harinya.
Dede, Ketua RT setempat mengungkapkan sosok Tuti memiliki kepribadian baik.
"Orangnya sangat baik yang saya tahu, ya, termasuk anaknya juga Amel yang sangat baik soalnya saya cukup dekat dengan keluarga besar ini," ujar Dede Rabu (18/8/2021).
Menurut Dede, Tuti memiliki sifat yang tulus dan suka bersosialisasi dengan masyarakat lainnya.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Subang, Temuan Kalung Putus Milik Amalia hingga Tiga Kakak Tuti Diperiksa Polisi
Dari informasi yang didapatkan kontributor Tribunjabar.id, Tuti adalah istri dari kontraktor.
Tuti diperistri oleh Yosef, yang kini menjadi saksi dalam kasus kematian istrinya sendiri.
Adapun pekerjaan dari Yosef selain diketahui mengelola yayasan ia juga dikenal sebagai pekerja dari kontraktor di Subang.
Tanggapan Keluarga Tuti Berharap Pelaku Segera Ditangkap
Sejauh ini, kepolisian belum mengungkap siapa tersangka yang bertanggung jawab atas kematian kedua korban perampasan nyawa di Subang itu.
Berbagai pemeriksaan pun padahal sudah dilakukan.
Mulai dari pemeriksaan para saksi, olah TKP, barang bukti dan pemeriksaan terpadu lainnya.
Sulitnya kasus Subang untuk diungkap karena kepolisian mendapat kendala.
Selain tak adanya saksi saat kejadian, menurut penyidik Bareskrim, kasus Subang tersebut tak sederhana.
Terkendalanya proses penyidikan itu akhirnya membuat kepolisian berhati-hati untuk mengungkap tersangka.
Di sisi lain, lamanya kasus Subang itu belum terungkap membuat keluarga korban kesal.
Seperti yang diungkap oleh kakak dari Tuti, Yeti Mulyati (60) saat ditemui Tirbunjabar.id, beberapa waktu lalu.
"Kesel aja, pengen cepet-cepet terungkap,” ujar Yeti Mulyati.
Saat ditanya wartawan andai kasus Subang penyebab dan pelaku Tuti dan Amalia itu tak terungkap, keluarga Tuti bereaksi.
Baca juga: Kasus Subang: Tiga Kakak Korban Kembali Diundang, Polisi Temukan Hal Baru dari Autopsi Ulang
Yeti memberikan tanggapan kasus Subang andai tak terungkap menurutnya keterlaluan.
“Ah, itu mah keterlaluan, harus terus, sampai kapanpun, harus gitu, gak ada istilah mundur,”
“Dengan cara lain pun, pokoknya jadi aja, apapun itu, yang penting harus ketemu,” tegasnya.
Yeti menambahkan pihaknya akan bersabar meski penyidikan berjalan alot dan lamban.
Ia menyadari pihak kepolisian pun masih berjuang dalam mengungkap kasus kematian adik dan keponakannya itu.
Hanya saja Yeti berharap kepolisan lebih teliti dalam menangani kasus tersebut.
Ia pun mengaku merasakan penyidikan kasus perampasan nyawa Tuti dan Amalia tak sesederhana yang dipikirkannya.
Bagaimana Yeti merasakan kepiluan kematian orang terdekatnya itu dirampas nyawanya dengan keji.
“Karena kan ini bukan masalah ringan, ini masalah pembunuhan, yang katanya gak cukup dibunuh, digusur, dibuka bajunya,” ujarnya.
Tak ayal, uwak dari Amalia itu menyebut pelaku merampas nyawa kedua korban seperti kekejaman pada jaman Partai Komunis Indonesia (PKI).
Yeti mengatakan, dirinya sangat emosi ketika mengingat kembali apa yang sudah terjadi kepada adik serta keponakannya tersebut.
"Kalo diingat-ingat benci aku dendam sekali sama yang ngebunuh itu, keji banget pokonya itu," kata Yeti sambil menahan tangis.
Kemudian Yeti mengenang, bagaimana sosok Tuti dan Amalia semasa hidup.
Menurutnya sosok Tuti dan Amalia dikenang baik oleh warga, tak hanya keluarga.
Yeti mengaku masih terbayang, kebaikan dan keceriaan kedua korban saat bersama keluarga.
Ia pun mengaku tak pernah terbesit sekalipun akan kehilangan kedua orang yang sangat dicintainya tersebut dengan cara tak wajar.
Oleh karena itu, Yeti sangat mengharapkan kasus Subang kematian adik dan keponakannya itu bisa segera diungkap polisi.
Penulis: Hilda Rubiah
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Latar Belakang Keluarga Tuti Suhartini Korban Perampasan Nyawa di Subang Ternyata Tak Sembarangan