TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Tak hanya ulah perbuatan tidak terpuji pendaki viral yang memanjat tugu puncak.
Ternyata masih banyak terjadi vandalisme di puncak Merbabu.
Hal ini diamini oleh Balai Tanam Nasional Gunung Merbabu (BTNGM)
Tiga tugu puncak Merbabu, yakni Puncak Syarif, Puncak Triangulasi dan Puncak Kenteng Songo selalu jadi sasaran vandalisme oleh pendaki yang tak bertanggung jawab.
Baca juga: Viral Bocah di Boyolali Nekat Masuk Tol Solo-Semarang demi Merekam Truk yang Melintas
Kasubbag TU BTNGMB, Johan Setiawan mengungkapkan tiga tugu puncak tersebut sering jadi sasaran penyaluran ekpresi sebagian pendaki.
Untuk membuktikan jika pendaki telah sampai di ketinggian 3.142 mdpl, ada pendaki yang menempelkan stiker identitas masing-masing.
“Vandalisme seperti itu kita sering jumpai. Butuh media untuk ekspose terhadap capaian sudah naik dari bawah sampai atas,” katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (7/10/2021).
Pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan aksi vandalisme itu.
Pendekatan terhadap Sobat Merbabu selalu dilakukan, baik secara langsung maupun melalui media sosial yang dimiliki.
Baca juga: Kronologi Bocah Salah Naik Bus, Diturunkan di Tol Jakarta-Cikampek Lalu Ditemukan Petugas PJR
Tak hanya itu saja, pengecekan di pos pendakian juga diketatkan.
Terutama barang-barang yang bisa digunakan untuk melakuan vandalis seperti spidol, tipex, maupun cat semprot sudah pasti akan disita oleh petugas.
“Kami berharap, kesadaran pendaki terus meningkat. apalagi saat ini sebagian jalur pendakian gunung Merbabu telah dilakukan uji coba untuk dibuka,” imbuhnya.
Berjoget di Merbabu
Aksi seorang pria berjoget di atas tugu puncak gunung Merbabu viral di media sosial.
Aksi tersebut mendapat banyak kecaman dari netizen.
Dalam video yang berdurasi 14 detik itu memperlihatkan seorang laki-laki yang tengah berjoget di atas tugu puncak Gunung Merbabu.
Kasubag TU, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB), Johan Setiawan menyayangkan aksi tersebut.
Apalagi tugu yang merupakan satu di antara aset negara yang ada di puncak gunung Merbabu itu juga baru saja selesai diperbaiki.
“ Karena sebelumnya tugu itu sedikit condong atau miring. Maka selama PPKM kemarin kita perbaiki, supaya bisa lebih awet sebagai baground foto bagi para pendaki,” kata Johan.
“ Tugu itu menjadi penanda puncak pencapaian pendaki gunung Merbabu,” tambah Johan.
Baca juga: Viral Video Bidan Puskesmas Diduga Hina Ibu Hamil Sampai ke Telinga Wagub DKI, Begini Responsnya
Untuk menjaga tugu yang dibangun sejak tahun 2017 itu tetap bisa menjadi monumen mengharukan bagi pendaki, setiap tahun tugu tersebut terus dilakukan perbaikan.
Meski sulit, karena bangunan tersebut berada ketinggian 3.142 mdpl, namun upaya itu terus dilakukan setiap tahun.
Dimana seluruh material, mulai dari Pasir, Batu, Semen dan air yang beratnya tak karuan dibawa naik mendaki jalur terjal gunung Merbabu.
“ Kami bersama relawan yang melakukan perbaikan harapannya bisa awet dan sebagai tanda sudah sampai puncak,” katanya.
Untuk itu, dengan adanya aksi tersebut, pihaknya sangat menyayangkan etika oknum pendaki ini.
" Tugu itu dibangun sebagai identitas puncak Merbabu,"
"Seharusnya kita turut menjaganya, jadilah pendaki yang bijak, cerdas dan bertanggung jawab. Mari kita jaga aset negara sebaik mungkin,” pungkasnya.
Baca juga: Forum Merapi Merbabu Hijau Komitmen Jaga Kelestarian Alam di Sekitar Wilayah Gunung Merapi
Sebelumnya, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), memburu tiga orang yang diduga melakukan aksi panjat dan berjoget di atas tugu puncak gunung Merbabu.
Kasubag TU BTNGMb, Johan Setiawan mengatakan telah menerjunkan tim untuk mencari informasi ketiga orang yang diduga melakukan aksi panjat tugu puncak gunung Merbabu ini.
“Dia (terduga pemanjat tugu) masuknya lewat mana sedang kita dalami,” ujar Johan.
Penelusuran tiga orang terduga itu dilakukan melalui pengecekan pendaftaran pendakian melalui jalur Tekelen yang masuk wilayah Semarang.
Pendaftaran pendaki melalui sistem booking online.
Jadi, petugas juga akan melacak para pendaki tersebut melalui sistem yang ada.
Namun, jika ternyata para pendaki itu tidak melalui jalur resmi, akan lebih menyulitkan pencarian.
“ Saat ini, dari lima jalur pendakian Merbabu, hanya jalur Tekelan yang dibuka. Pembukaan jalur ini merupakan uji coba,” ujar Johan.
Namun, jika ternyata ketiga pendaki itu melakukan pendakian melalui jalur yang belum dibuka, maka dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 konservasi sumberdaya alam hayati dan Ekosistemnya.
"Jika Dia masuknya lewat jalur yang belum dibuka, maka pendaki itu terancam paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 100 juta," katanya.
Lebih jauh dari itu, yakni masalah etika pendaki.
Dimana , tugu tersebut merupakan aset negara yang dibangun dengan susah payah selama berbulan-bulan dengan tujuan sebagai monumen penanda bagi pendaki jika telah mencapai puncak Gunung Merbabu.
"Selama PPKM kemarin tugu tersebut juga baru saja diperbaiki supaya bisa memberi manfaat yang lebih awet bagi para pendaki," terangnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ternyata Tak Hanya Aksi Panjat Tugu, di Puncak Gunung Merbabu Banyak Pendaki Tega Corat-coret,