TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - PENGUSAHA di Kota Semarang berharap kenaikan upah minimum kota (UMK) memperhatikan kondisi di lapangan. General Manager PT Triangle Motorindo (Viar Motor), Dimas Tomy Radityo mengatakan, perusahaan sangat merasakan beratnya membayar upah para pekerja saat awal pandemi Covid-19.
Namun, pihaknya tetap menjaga karyawan agar tetap bisa bekerja dan berproduksi di perusahaannya meski produknya sempat tidak keluar alias tidak ada penjualan.
Selama pandemi, pihaknya tetap berupaya memberikan upah sesuai dengan UMK yang berlaku.
"Awal-awal pandemi lumayan terasa, cuma karena kami industri, skill itu penting. Makanya, kami sangat menjaga karyawan tetap stay di tempat kami meski produk tidak keluar beberapa hari. Upah kami berikan full," kata Dimas.
Pada 2022 ini, dia berharap kebijakan pemerintah dalam penentuan UMK memperhatikan kondisi di lapangan, terutama dari sisi pengusaha. Pihaknya mendukung jika ada kenaikan UMK namun harus disesuaikan dengan kondisi sekarang.
"Harapan kami tentu pandemi cepat selesai. Kalau UMK naik tapi pandemi belum pulih 100 persen tentu pengusaha berat," ujarnya.
Secara keseluruhan, menurutnya, perekonomian sudah mulai pulih. Hanya saja, pemulihan belum mencapai 100 persen. Arah perekonomian yang sudah semakin bagus tidak lepas dari adanya program vaksinasi. Apalagi, vaksinasi di Semarang sangat gencar. Hal itu berdampak sangat luar biasa terhadap industri di Kota Semarang.
"Penjualan berjalan sudah mulai pulih. Jika ada kenaikan UMK, kami harap memperhatikan juga sisi pengusaha karena masih dalam tahap pemulihan," ujarnya. (eyf)
Baca juga: Pekerja di Jatwa Tengah Minta Upah Naik 10 Persen