TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) terlibat bentrok dengan Organisasi Patriot Garuda Nusantara (PGN) di depan Casa Bunga Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Bali pada Rabu (1/12/2021.
Sejumlah orang dikabarkan terluka akibat bentrokan tersebut.
Kabagops Polresta Denpasar, Kompol I Made Uder yang turun langsung mengamankan aksi demo menuturkan awalnya sejak pukul 06.00, sekitar 30 orang massa dari AMP sudah berkumpul di lokasi itu, hendak menuju ke titik aksi di depan Gedung Konsulat Amerika Serikat, Gang Naga Sari Nomor 6, Panjer, Denpasar.
Menurutnya, waktu izin aksi mereka adalah pukul 10.00 Wita, namun massa aksi sejak pukul 06.00 Wita sudah di lokasi, sehingga di tempat tersebut pihaknya lebih dulu melakukan konsolidasi dengan AMP.
Kemudian sekitar 20 orang PGN datang hendak melakukan kegiatan hingga terjadi gesekan.
Baca juga: Polri Tangkap 7 Mahasiswa Diduga Kibarkan Bendera Bintang Kejora di Papua
Kala itu Polresta Denpasar yang menurunkan 80 personel pengamanan yang mencoba menengahi.
Akan tetapi keributan tak dapat dihindari dan berujung saling lempar batu.
"Yang akan orasi (Papua) dianggap menjelekkan Indonesia seperti bilang Indonesia penjajah dan sebagainya, PGN mencari mereka merasa ingin membela negara," tuturnya.
Kompol Uder menyampaikan tak ingin terbawa arus permasalahan dan memihak siapa pun.
Sehingga menyiagakan pasukan di tengah perseteruan keduanya untuk meredam bentrok.
"Sebetulnya AMP dan PGN sama-sama minta permakluman untuk melakukan kegiatan, karena ini kan kebebasan bersuara kami kasi, tapi malah berujung ricuh, saya sampai kena tiga lemparan batu," tambahnya.
Baca juga: Sederet Tokoh Imbau Rakyat Papua Tak Terprovokasi Isu 1 Desember
Sampai akhirnya kericuhan yang berlangsung hanya beberapa menit itu dibubarkan paksa oleh aparat, agar tidak membahayakan orang lain.
Lebih lanjut disebutkan versi kepolisian ada satu orang yang terpantau mengalami luka yakni dari PGN.
Namun, sementara belum ada pihak yang diamankan.
Kompol Uder menyarankan kepada pihak yang merasa dirugikan melapor ke polisi.
Kedepan, pihaknya akan memberdayakan semua pihak dengan memanggil tokoh-tokoh untuk duduk bersama membicarakan masalah tersebut.
Agar ketika ada aksi penyaluran pendapat bisa betul-betul mentaati aturan dan prosedur yang ada.
"Kalau Papua ini kan menyalahi prosedur dia, ijinnya jam 10.00, tapi jam 06.00, sudah di lapangan," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi menuturkan ada satu korban luka dari pihak ormas akibat bentrokan unjuk rasa mahasiswa Papua tersebut.
"Betul tadi pagi ada unras dari mahasiswa papua. Ada korban 1 orang dari anggota ormas sedangkan untuk kerigian materil nihil," ujarnya.
AMP sedianya mengadakan aksi unjuk rasa dalam rangka Memperingati 60 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat dengan tuntutan mencabut perpanjangan Otonomi Khusus jilid II.
Baca juga: Hari Ini HUT OPM, Bendera Bintang Kejora Berkibar di Tower BTS Bintuni Papua Barat
Ketua Aksi AMP Bali, Yesaya menjelaskan, bahwa pihaknya menggelar demo meminta kemerdekaan Papua barat, menentukan nasib sendiri sebagai solusi paling demokratis, hingga mengusut pelanggar HAM di Papua Barat.
Ia mengaku sudah bersurat ke Polda Bali dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali.
Namun saat dalam perjalanan menuju ke titik kegiatan mereka dihadang.
"Dari titik kumpul mau menuju ke titik aksi, pas di pertengahan terjadi pembungkaman artinya penghadangan oleh ormas PGN," terangnya saat dikonfirmasi wartawan.
Pihaknya mengaku kecewa, meskipun sudah meminta pengamanan namun masih ada penghadangan oleh ormas
Ia menyebutkan, bentrokan terjadi berawal dari penghadangan itu, spanduk dan bendera mereka juga mengaku dirobek hingga kaca mobil pickup yang digunakan AMP Bali dipecah.
11 orang dikabarkan terluka dari pihaknya terkena lemparan batu, kayu hingga botol air.
Dia berharap peran kepolisian memberikan keamanan.
Dikonfirmasi terpisah, Panglima komando Wilayah Pertahanan Bali dan Indonesia Timur PGN, Pariyadi menyampaikan, pihaknya bersama puluhan anggota mengaku melakukan aksi bela negara mencegah ada pihak mengucapkan kemerdekaan Papua.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Pembentukan Daerah Otonomi Baru Papua Bisa Jadi Prioritas Pembahasan ke Depan
"Karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka, tapi mereka menyiapkan batu, kayu, bahkan panah di bawah komandonya dia yang ada soundnya, dan yang komando orasi itu bukan orang Papua, itu justru orang Jawa dari LBH, jadi kemana sekarang tindakan polisi?" Tukasnya
Pihaknya berusaha membubarkan aksi AMP pukul 06.00 Wita, terlebih karena tidak sesuai izin pukul 10.00 Wita.
Akibat kejadian itu, Yadi mengaku sejumlah anggota PGN termasuk dirinya terluka lantaran tak siap dilempari batu hingga panah dan banyak kendaraan masyarakat dikabarkan terkena lemparan.
Sehingga pihaknya meminta masalah ini ditindaklanjuti oleh polisi. (Penulis: Adrian Amurwonegoro)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Bentrok Mahasiswa Papua & PGN Memanas di Renon, Belasan Orang Dikabarkan Terluka, Ini Kata Polisi