TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Seekor anjing jenis mix herder membantu relawan erupsi Gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur, menemukan tiga korban meninggal dunia.
Awalnya, petugas menduga anjing tersebut menunggui majikannya. Anjing tersebut ditemukan hidup di kawasan pemukiman, yang terdampak Gunung Semeru meletus di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Pasca erupsi pada Sabtu (14/12/2021) lalu, anjing yang dipanggil Nemo itu selama 12 hari berkeliaran di sudut-sudut pemukiman.
Diduga kuat, hewan berbulu itu sedang menunggu tuannya.
Kisah haru anjing Nemo diungkap oleh Founder Animals Hope Shelter, Christian Joshua Pale.
Nemo selama 12 hari berada di kawasan zona hitam bahaya erupsi susulan.
Baca juga: 52 Tahun Kematian Soe Hok Gie, Aktivis Indonesia yang Meninggal saat Mendaki Gunung Semeru
Disebutkan Christian, keberadaan Nemo, pertama kali diketahui oleh Tim Sar Baret Nasdem yang membantu melakukan operasi SAR pencarian korban di Dusun Curah Kobokan.
Nemo selalu kabur saat didekati oleh para tim SAR.
Bantu Temukan Tiga Jenazah
Relawan kesulitan untuk mengevakuasinya.
Diduga kuat, Nemo hanya ingin bertemu tuannya.
"Nemo ini anjing milik salah seorang warga. Dia biasa jaga lahan kebun milik tuannya. Tuannya diduga meninggal jadi korban erupsi," kata Christian.
Untung, salah seorang relawan memahami isyarat yang ditunjukkan Nemo.
Nemo minta ingin diikuti.
Baca juga: Polres Sragen Kirim Bantuan ke Korban Erupsi Semeru