Selain itu, lanjut dia, di RT 14 Dusun Ngentak itu tak hanya rumah dan sawah warga yang kena, namun juga terdapat 1 musala yang berada persis di belakang rumahnya ikut kena terjang tol.
Musala itu, meski masih berdiri namun sudah tidak digunakan lagi untuk ibadah karena warga kampung sudah pindah semua.
Sumanto mengatakan, meski bangunan rumahnya ada di RT 14, namun secara administrasi kependudukan dirinya tercatat di RT 12.
Ia pun berharap proyek tol tersebut bisa berjalan lancar sehingga bisa menggerakan perekonomian warga di Klaten termasuk di Desa Kranggan.
"Saya akan tetap di sini. Harapannya ya tol ini pembangunannya berjalan lancar dan ada efek ekonomi ke Klaten atau ke desa," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Warga Klaten, Kini Tak Punya Tetangga Setelah Satu RT Kena Terjang Proyek Tol Yogyakarta-Solo