TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar terus melonjak. Bahkan lonjakan terjadi sangat drastis dari yang awalnya 50-an menjadi 100-an, 200-an, dan terakhir sudah 517 kasus dalam sehari.
Menyikapi hal tersebut, Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar akan segera melakukan rapat.
Rapat ini akan membahas terkait pelaksanaan melasti dan pawai ogoh-ogoh serangkaian Nyepi saka 1944.
Rapat tersebut yang akan jadi penentu terkait dengan pawai ogoh-ogoh saat pangerupukan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua MDA Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana saat dikonfirmasi, Sabtu (5/2). Sudiana mengatakan, rapat ini akan digelar, Selasa (8/2).
“Selasa besok kami rencananya rapat di Kantor Dinas Kebudayaan Denpasar,” kata Sudiana.
Menurutnya, rapat tersebut akan membahas upacara pamelisan atau melasti.
“Termasuk nanti akan melakukan rapat terkait dengan pawai ogoh-ogoh karena tren perkembangan Covid-19 di Kota Denpasar,” katanya.
Diberitakan sebelumnya dari hasil keputusan rapat bersama MDA Kota Denpasar, Parum Bandesa, Sabha Upadesa, Pasikian Pecalang, Forum Perbekel Lurah, Pasikian Sabha Yowana, PHDI, dan Pemkot Denpasar Sekaa Teruna di Denpasar diizinkan untuk membuat ogoh-ogoh.
Namun ada ketentuan yang harus dipatuhi yakni peserta yang terlibat dalam arak-arakan maksimal 50 orang dari tukang tegen hingga sekaa baleganjur. Peserta juga wajib minimal sudah vaksinasi dua kali dan menggunakan masker.
Saat pelaksanaannya, juga akan diawasi melalui aplikasi PeduliLindungi. Meskipun dalam Surat Edaran MDA Bali ada syarat wajib swab test bagi peserta arak-arakan ogoh-ogoh, namun di Denpasar sepakat tidak mewajibkan hal itu.
Sudiana mengatakan, teknis tersebut bisa dilaksanakan jika kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar tidak mengalami lonjakan.
“Namun, jika kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar terus melonjak hingga mendekati masa pengerupukan, pelaksanaan ogoh-ogoh dan rangkaiannya kembali akan ditunda sampai Covid-19 kembali mengalami penurunan,” katanya.
Hal itu menurut Sudiana juga sudah sesuai kesepakatan dengan para Yowana.
“Kalau melonjak lagi sampai menjelang pengerupukan, kami akan tunda kembali. Bukan hanya arak-arakan ogoh-ogoh, namun rangkaiannya, seperti lomba, juga akan ditunda kembali. Jangan sampai karena arak-arakan ogoh-ogoh kasus Covid-19 kembali meningkat di Denpasar,” katanya. (sup)
Baca juga: Kasus Covid Melonjak di Denpasar, Fasilitas Publik Ditutup, Keterisian Bed RS Hampir 40 Persen