News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibu dan Anak Tewas di Mobil

100 Saksi Lebih Telah Diperiksa, Bagaimana Perkembangan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021).

Sembari menanti kasus Subang itu terungkap, keluarga korban tak henti berharap ada kabar gembira dari polisi.

Selain keluarga korban, para saksi pun turut menantikan pengumuman dari Polda Jabar dengan harapan pelaku sudah ditangkap.

Terlebih beberapa waktu lalu Kapolda Jabar, Irjen Suntana menjanjikan akan mengungkap kasus Subang awal bulan tahun 2022.

Lamanya proses pengungkapan kasus Subang, tak ditampik sejumlah saksi yang merasa kena imbas.

Mereka mengaku merasa tertekan hingga trauma karena kasus perampasan ibu dan anak di Subang tersebut belum terungkap.

Seperti halnya yang dirasakan saksi bernama Muhamad Ramdanu (21) alias Danu.

Danu merupakan saksi dari keluarga yang merupakan keponakan dari korban, Tuti Suhartini.

Selain itu Danu juga merupakan staf yayasan yang bekerja dengan dua korban, Tuti dan Amalia tersebut.

Sejak tragedi perampasan nyawa, Danu ikut terseret menjadi saksi dalam kasus Subang tersebut.

Namun, tak sembarang saksi, ia sempat dicurigai terlibat dalam kasus tersebut.

Bukan tanpa sebab, di awal kasus Subang diselidiki, polisi mendapati Danu digonggong anjing pelacak.

Kemudian, ia juga mendapatkan tudingan dari saksi lain yakni Yosef memiliki akses masuk ke rumah TKP.

Tak cukup sampai sana, Danu menjadi sorotan karena pengakuan kontroversi terkait masuk ke TKP karena diminta oknum Banpol.

Terbaru, setelah mendapat pendampingan hukum, Danu juga ditinggalkan oleh Yoris (anak tertua korban).

Yoris yang juga sebagai saksi memilih berkongsi dengan sang ayah, Yosep yang tadinya sempat renggang.

Karena beberapa asumsi publik membentuk, nasib Danu sebagai saksi pun mendapat sorotan.

Lima bulan dibayang-bayangi sorotan tersebut, kini Danu blak-blakan curhat perasaannya menjadi saksi dalam kasus Subang.

Hal ini diungkapkan Danu dalam podcast di kanal Youtube Monogram Production.

Dalam podcast tersebut, awalnya Danu menceritaka kegiatan sehari-harinya.

Ia menceritakan kegiatan sehari-hari untuk mengisi waktu luang yang dilakukan bermain game.

Selain itu, baru-baru ini menjadi Youtuber pemula, Danu mengaku kini kegiatannya juga membuat konten.

Danu juga bersyukur dalam waktu tak lama, konten Youtube-nya itu sudah mendapat gaji (monetisasi).

Menurutnya keberuntungan tersebut juga karena berkat pendukungnya selama ini.

Bicara pendukung, lalu Danu pun disinggung bagaimana perasaannya kini mendapat sorotan dan punya penggemar.

Pemuda 21 tahun menjawab sejauh ini dukungan dari masyarakat itu tak mengganggunya.

Ia mengaku justru dirinya cuek disebut punya banyak penggemar tersebut.

Namun, Danu juga sekaligus bersyukur karena ada sejumlah orang yang peduli kepadanya.

“Jujur, Alhamdulillah, tapi cuek sih Danu mah,” ujar Danu.

Danu juga disinggung perasaan dan kondisinya apakah pusing terus dikait-kaitkan dalam kasus Subang.

Menanggapi hal tersebut, Danu curhat perasaannya, mengaku dirinya pun pusing, tertekan hingga trauma.

Namun, Danu mengaku bersyukur karena berkat orang yang mendukungnya ia bisa mengatasi hal tersebut.

“Kalau pusing ya mungkin keinget-inget lagi lah gitu,” ungkap Danu.

Saat disinggung pengalamannya bulak-balik ke kantor polisi, Danu pun curhatan menjadi saksi kasus Subang tersebut.

Selama proses pemeriksaan ia mengaku awalnya tidak merasa tegang.

Namun, setelah masuk ke ruangan pemeriksaan ia mulai merasakan tegang.

“Asalnya itu biasa aja, tapi kalau udah masuk itu, subhanallah gitu, tegang pasti,” ungkap Danu.

Danu membeberkan rata-rata ia menjalani pemeriksaan menghabiskan waktu 6 sampai 9 jam.

Meski mengaku merasa gugup hingga tegang, baginya pengalaman menjadi saksi dan memberikan keterangan adalah sesuatu yang baru.

Oleh karena itu, Danu tak menampik dirinya pun pernah merasa syok hingga trauma.

“Jadi apa ya, mungkin baru, namanya juga baru, pasti syok dan trauma itu campur aduk,” ungkapnya.

Danu menceritakan sebelum tragedi kasus Subang, kesehariannya ia habiskan bekerja di yayasan dan warnet.

Ia juga mengaku kerap membantu kedua korban saat bekerja di yayasan.

Terakhir, Danu mengungkapkan harapannya agar kasus Subang segera diungkap polisi. (Tribun Jabar/Nazmi Abdurahman/Dwiki Maulana Vellayati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini