TRIBUNNEWS.COM - Ritual maut yang menewaskan 11 orang terjadi di Pantai Payangan, sisi selatan Bukit Semboja, Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember, Minggu (13/2/2022) dini hari.
Sebanyak 11 korban itu berasal dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Adapun keseluruhan peserta yang mengikuti ritual ada 23 orang.
Lalu, ada satu orang sopir yang mengantar anggota kelompok tersebut.
Mereka berangkat dipimpin oleh ketua kelompok, Nh (Nurhasan).
Baca juga: Saksi Hidup Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Kami Dihantam Ombak Besar saat Meditasi
Baca juga: Ritual di Pantai Payangan Jember Berujung Maut, Khofifah Minta Warga Waspada Potensi Ombak Tinggi
Kapolsek Ambulu, AKP Ma'ruf, mengatakan ada 20 anggota kelompok yang turun di tepi pantai.
Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.
"Sedangkan, yang empat menunggu di atas," ujarnya, seperti diberitakan Surya.co.id, Minggu.
Keempat orang itu yakni satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual.
Lalu, tiga orang petinggi kelompok yang berada di kawasan pasir yang lebih atas.
Daftar Nama Korban Tewas
Sebanyak 11 orang dinyatakan meninggal dunia.
Kemudian, 12 peserta selamat, dan satu sopir juga selamat.
Polda Jatim melakukan pemeriksaan luar 10 jenazah korban ritual berujung maut di Rumah Sakit Soebandi, Jember.
Baca juga: Pasutri Jadi Korban Tewas Ritual Maut, Bermula dari Pengajian, Sudah 3 Kali Ikut Ritual & Bawa Anak
Baca juga: UPDATE Ritual Maut di Pantai Payangan: Motif Tiap Korban Berbeda, Kesaksian Juru Kunci Bukit Samboja
Dihimpun dari Surya.co.id, berikut nama-nama korban tewas:
1. Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember
2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember
4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember
5. Bripda Febrian Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso
6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember
9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember
10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
11. Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji
Juru Kunci Sudah Beri Peringatan
Diberitakan TribunJatim.com, juru kunci makam Bukit Samboja, Saladin, sudah mengingatkan para peserta ritual.
"Mereka sudah beberapa kali memang. Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut, karena ombak sedang tinggi," katanya, Minggu.
Sekitar pukul 00.00 WIB, peserta ritual itu memulai kegiatannya.
Saladin yang tidur pun kaget mendengar kegaduhan dari arah pantai.
Dia langsung berlari ke pantai, sambil membawa pelampung.
Ia terjun ke laut, dan berhasil menyelamatkan lima orang.
Baca juga: Bripda Febriyan Meninggal, Istri: Bilangnya Cuma Mau Pergi ke Pantai, Tidak Bilang Kalau Ada Ritual
Baca juga: Diana Tak Percaya Bripda Febriyan Jadi Korban Ritual Maut: Selama Ini Gak Ada yang Aneh Sama Suamiku
Cerita Korban Selamat
Seorang korban selamat, Bayu, menceritakan setelah beberapa saat meditasi berlangsung, ombak besar tiba-tiba datang dan menghantam mereka.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari. Saya menghindari ombak kedua,” ungkap Bayu, Minggu, dilansir Kompas.com.
Ombak tersebut kemudian menyeret belasan rekannya.
Tak berselang lama, tim SAR melakukan pencarian.
Motif Warga Ikut Ritual
Sementara itu, Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menjelaskan, warga percaya ritual menyucikan diri dapat dilakukan dengan mandi air laut.
“Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba datang menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan,” jelasnya.
Baca juga: Berawal dari Pengajian, Warga Lalu Diminta Ikut Ritual Tengah Malam di Pantai Payangan Jember
Baca juga: Kisah Juru Kunci Bukit Samboja Selamatkan 3 Orang Saat Ritual Berakhir Bencana di Pantai Payangan
Ia mengatakan, ritual yang dijalankan para korban, dilakukan dengan berbagai tujuan, seperti menyelesaikan masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga memudahkan mendapat pekerjaan.
“Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan,” imbuh dia.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Surya.co.id/TribunJatim.com/Sri Wahyunik/Tony Hermawan) (Kompas.com/Kontributor Jember, Bagus Supriadi)