"Kebersihan kurang terjaga, saya minta tukang ojek, pengelola Kemukus, warga sekitar turut menjaga aset kita disana. Banyak plastik berserakan, orang tidak akan mau pergi ke sini jika tempatnya kotor. Tentu orang lebih suka bersih, sehingga kita harus menjaga kebersihannya," kata Bupati Yuni.
Untuk menjaga kebersihan ini, Bupati Yuni mengaku sudah mengalokasikan dana untuk petugas kebersihan hingga adanya Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).
Dengan segala upaya ini, Yuni berharap citra semoga Gunung Kemukus yang sempat mendunia karena ritual "esek-esek" berubah menjadi wisata religi dan keluarga.
Sejauh ini, Yuni menilai kesan negatif tersebut sudah mulai terkikis. Sehingga tujuan Pemkab Sragen merubah citra negatif ini bisa berhasil dan terus konsistensi.
Yuni melanjutkan saat ini pihaknya masih menunggu surat pemanfaatan aset Gunung Kemukus serta berita acara serah terima aset.
Kemukus sendiri tidak sepenuhnya milik Pemkab Sragen, ada dua instansi lain yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Meskipun telah dibuka untuk umum, bangunan The New Kemukus yang menelan dana Rp 48 miliar itu sampai sekarang belum diserahkan kepada Pemkab Sragen. (Mahfira Putri Maulani)
Baca juga: Wawancara Polwan Ahli Forensik: Jenazah Itu Bisa Berbicara