"Ya agak lama, cuma seperempat jam saja. Gak ada korban luka karena minggir semua. Kecuali mobil," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Naryo, bahwa hujan es yang terjadi pada sore hari di kawasan permukimannya di Wiyung, terjadi sebanyak dua kali.
Banyak pengendara motor yang terpaksa menghentikan laju kendaraan guna menghindari terpaan bongkahan es batu yang berukuran sebesar ibu jari orang dewasa.
Bahkan, ia juga sempat mendapati adanya pengendara mobil, yang menepi di dekat depot makanannya untuk memeriksa kondisi bodi mobil yang tergores, akibat terkena bongkahan hujan es batu, yang berjatuhan bersamaan dengan hujan.
"Saking besarnya, tadi ada mobil pengendaranya mengeluh, karena bodi mobil lecet-lecet. Jam 15.00, setelah itu, hujan lebat, itu terjadi 2 kali," ungkap juragan depot makanan penyetan tersebut.
Lain cerita disampaikan Hidayat Rahmat, warga Karang Pilang, Surabaya.
Meskipun ukuran hujan es yang terjadi di permukimannya tak sebesar hujan es batu di daerah lain.
Rontokan hujan es yang berjatuhan dari atas langit, begitu mengagetkan dirinya, yang sedang menikmati tidur siang kala itu.
"Ya kaget, pas lihat ke luar rontokannya banyak. Alhamdulillah enggak bikin rumah rusak," ungkap pria berkaus polo lengan pendek itu.
Sementara itu, bapak dua anak yang bermukim di Lakarsantri Surabaya, Risky mengungkapkan, fenomena alam hujan es di Kota Surabaya, terbilang langka.
Ia juga mengaku, kaget bila hujan es batu tersebut, terjadi begitu merata di sejumlah kecamatan Kota Surabaya.
"Ini baru tahu saya hujan es, padahal beberapa waktu lalu sempat terjadi di beberapa kabupaten Jatim ya, aku lihat di medsos," ujar Risky.
Fenomena alam yang terbilang merata di Kota Surabaya, khususnya wilayah Selatan dan Barat, diakui seorang pengendara motor yang melintas di Wonokromo, Surabaya bernama Aulia.
Meskipun hujan es batu yang benar-benar dirasakannya tatkala berkendara tadi, terbilang sebentar.