Acara ini kami ambil dalam momentum tahun hijriah. Saat ini bulan Rajab, dan NU lahir pada 16 Rajab pada 1344 Hijriah. Tanggal masehinya pada 31 Januari 1926.
Jadi, waktu itu Indonesia belum merdeka, NU sudah lahir. Kemudian sampai sekarang NU diakui sebagai badan hukum yang memiliki hak milik berupa aset yang bergerak maupun tidak bergerak.
Kami berharap, semoga ukhuwah nahdliyah ini semakin kuat. Persaudaraan sesama NU, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan sesama bangsa, bahkan persaudaraan sesama umat manusia.
Baca juga: Ini Percakapan Sinta dan Kapolri yang Sangat Mengharukan
Peserta Muskerwil berasal dari mana?
Peserta Muskerwil berasal dari semua pengurus PWNU Jawa Tengah. Terdiri dari mustasyar, syuriah, a'wan, tanfidziyah, dan perangkat organisasi di tingkat wilayah.
Kemudian semua badan otonom, antara lain GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, ISNU, dan Pagar Nusa.
Jika ada pemungutan suara, masing-masing hanya mendapatkan satu suara. Kalau di Jawa Tengah ini ada 36 cabang, maka masing-masing memiliki satu suara.
Apa prestasi Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah?
Terus terang, kami sebagai tanfidziyah tidak bisa menilai diri sendiri. Yang bisa menilai adalah syuriah, cabang-cabang dan MWC yang kami khidmati.
Kami manut saja kepada beliau-beliau. Sedangkan tanfidziyah adalah pelaksana. Berkoordinasi dengan badan otonom dan lembaga lainnya.
Adakah anjuran Kiai untuk dakwah di internet?
Alhamdulillah, tanpa kami membuat anjuran. Beliau para kiai sudah menginisiasi. Sudah tumbuh banyak majelis taklim, terutama dari pesantren-pesantren.
Ini barokahnya pandemi, karena tidak bisa tatap muka, akhirnya pengajian banyak melalui online.
Bagiamana cegah milenial tidak terjerumus paham radikal?