News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Goreng

Warga Blitar Jatim Antre Sejak Jam 4 Pagi Demi Dapatkan Minyak Goreng Murah

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Mereka memilih datang lebih awal, karena khawatir tidak mendapatkan minyak goreng harga murah di operasi pasar.

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR -  Sejumlah warga Blitar Jawa Timur rela antre sejak pagi demi mendapatkan dua liter minyak goreng murah dalam operasi pasar di Pasar Pon Kota Blitar, Rabu (23/2/2022).

Mereka memilih datang lebih awal, karena khawatir tidak mendapatkan minyak goreng harga murah di operasi pasar.

Seperti yang dilakukan Sumiati (58), warga asal Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Sumiati datang ke operasi pasar minyak goreng di Pasar Pon sejak pukul 05.00 WIB.

Baca juga: Panggung Demokrasi 23 Februari 2022: Paceklik Minyak Goreng

"Pukul 05.15 WIB saya sudah datang di Pasar Pon. Khawatir kalau tidak dapat minyak goreng. Karena informasinya operasi pasar dimulai pukul 08.00 WIB," kata Sumiati.

Dikatakannya, sebagian warga ada yang datang lebih pagi untuk mendapatkan minyak goreng dalam operasi pasar di Pasar Pon.

"Ada yang datang pukul 04.00 WIB. Saya ke sini, sudah ada beberapa warga yang di sini (Pasar Pon)," ujarnya.

Menurut Sumiati, stok minyak goreng di pasar memang langka.

Kalaupun ada, stok minyak goreng di pasar maupun toko, harganya masih mahal di kisaran Rp 18.500 per liter sampai Rp 20.000 per liter.

Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Lampung Ricuh, Ibu Rumah Tangga Pingsan, Penjarahan Tak Terhindarkan

"Stok minyak goreng di pasar maupun toko jarang ada beberapa minggu ini. Kalau ada, harganya masih mahal," ujarnya.

Bagi Sumiati, minyak goreng juga menjadi kebutuhan pokok.

Selain untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dia juga berjualan gorengan yang dititipkan di warung-warung.

Sejak minyak goreng mahal dan langka, Sumiati terpaksa berhenti berjualan gorengan.

"Biasanya minyak jelantah (bekas) saya buang. Tiap tiga kali dipakai menggoreng, minyak jelantah saya buang. Sekarang saya pakai lagi berkali-kali. Karena cari minyak goreng sulit," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini