TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ogoh-ogoh ST Tunas Muda, Banjar Dukuh Mertajati Sidakarya, Denpasar menjadi ogoh-ogoh terbaik di Denpasar.
Hal ini berdasarkan hasil penilaian dari 5 dewan juri lomba ogoh-ogoh di Kota Denpasar serangkaian Nyepi saka 1944 tahun 2022. Sebelumnya, tahun 2020 lalu, ogoh-ogoh ini juga menjadi yang terbaik di Denpasar.
Tahun 2022 ini, ogoh-ogoh ini mendapat nilai 388 dan mengungguli 11 nominasi lainnya di masing-masing kecamatan di Kota Denpasar.
Ogoh-ogoh ini memiliki filosofi yang dalam serta memanfaatkan bahan-bahan alami. Lewat ogoh-ogoh ini ST Tunas Muda ingin menunjukkan rantai Covid-19 yang meluluhlantakkan segala sendi kehidupan.
Ketua ST Tunas Muda, I Putu Ade Widiantara mengatakan, ogoh-ogoh ini menampilkan sosok perempuan yang menggambarkan sumber kehidupan.
Perempuan ini memiliki enam tangan dan memegang beberapa perkakas yang mewakili sektor kehidupan.
Ada genta simbol keagamaan, suntikan simbol kesehatan, panggul simbol kesenian, cangkul untuk pertanian peternakan, pancing perikanan, hingga lontar simbol pendidikan.
“Semunya itu terbelenggu oleh rantai virus korona. Kami simbolkan dengan rantai yang membelit tubuh perempuan ini,” kata Ade, Selasa (1/3).
Untuk bahan yang digunakan dalam pembuatan ogoh-ogoh ini pun sesuai dengan simbolisasi yang dihadirkan lewat ogoh-ogoh ini. Semua warna menggunakan dominan gelap.
“Kami gunakan arang, sekam, batok kelapa, ijuk, ranting pohon, dan kambennya kami buat khusus dari masker. Pewarnaannya menggunakan arang sebagai simbolisasi luluhlantahnya seluruh sektor kehidupan,” katanya.
Selain simbol luluhlantahnya kehidupan, penggunaan arang ini juga memberikan semangat bahwa, meskipun sudah berupa arang, tetapi masih ada fungsinya.
“Semoga dengan kejadian ini, ada hikmah yang bisa dipetik untuk pemantik semangat kehidupan,” katanya.
Sementara itu, kemben menggunakan masker ini mengandung makna saat ini semua masyarakat diwajibkan menggunakan masker sebagai salah satu bagian dari protokol kesehatan. Di balik kegunaan masker tersebut, ternyata hal ini menimbulkan masalah baru yakni limbah masker.
“Sehingga kami juga ingin mengajak semua pihak untuk bisa memanfaatkan masker bekas sebagai sesuatu yang berguna sehingga tidak menjadi limbah dan menimbulkan masalah baru,” katanya.