Sementara empat korban lainnya kondisinya lebih baik dan sudah kembali rumah atau rawat jalan.
Baca juga: PT Geo Dipa Beri Keterangan Resmi Terkait Kecelakaan di PLTP Dieng, Tercatat Ada 7 Korban
Baca juga: Kronologi Kebocoran Gas PLTP Dieng yang Tewaskan Satu Orang: Bermula saat Proses Pendinginan Sumur
Mereka adalah Endang, yang merupakan H2S engineer dari PT Fergaco, Sutrisno yang juga H2S dari PT Fergaco, Edi dari PT Bormindo serta Matthew yang merupakan para medic dari PT Bormindo.
Seperti Slamet, Matthew ikut dibawa ke rumah sakit bukan karena paparan gas beracun, namun karena kelelahan fisik.
Satu pekerja yang tewas atas nama Lilik Mursidi, yang merupakan tool pusher, dari PT Bormindo.
Ia diperkirakan meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas.
Riki mengatakan, semua pekerja yang menjadi korban telah diasuransikan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Selain klaim asuransi itu, kontraktor dalam hal ini PT Bormindo juga memberikan santunan dan pembiayaan yang tidak ditanggung oleh BPJS, serta santunan kematian.
"PT Geodipa juga akan memberikan santunan, " katanya.
Tindak Lanjut PT Geodipa Energi
Kejadian kecelakaan kerja di Wellpad 28 Geodipa Dieng yang menewaskan seorang pekerja membuat pihak perusahaan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Direktur Utama PT Geodipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim, menyatakan pihaknya akan menambahkan H2S detector di area publik yang terdekat dengan PAD 28.
Baca juga: Sumur Bor di Dieng Tak Meledak, Hanya Alami Kebocoran pada Relief Valve, Kondisi Saat Ini Sudah Aman
Baca juga: Fakta-fakta Sumur Gas PLTP Dieng Bocor: Satu Pekerja Tewas, Polisi Sterilkan Lokasi Kejadian
Ia mengatakan, paparan H2S di lokasi sumber dicek oleh Gegana Polda Jateng dengan Exam-7000 dan eji tekstur tanah sertech dengan hasil, paparan H2S telah aman dan konsentrasi H2S di bawah ambang batas.
"Sudah aman, " katanya, Sabtu (13/3/2022).
Riki mengatakan, air untuk proses quenching (proses mematikan sumur) yang kontak dengan H2S berada dalam sistem tertutup.