Laporan Wartawan Banjarmasin Post Mukhtar Wahid
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Gubernur Kalimantan Selatan membawa senjumput tanah untuk dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara beberapa hari yang lalu.
Tak main-main, tanah yang diambil dari Desa Dalam Pagar atau tepatnya di lahan tempat tinggal ulama dunia, Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau akrab disebut Datuk Kelampayan di Dalam Pagar, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Datuk Kelampayan yang lahir 17 Maret 1710 dan wafat 3 Oktober 1812 adalah ulama fiqih mazhab Syafi'i yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan.
Datu Kalampayan merupakan pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara Mesir dan seluruh dunia.
Guru H Syahrani Muhlis atau Guru Rani, panggilan akrabnya menjadi saksi mata mengenai sejumput tanah dibawa H Sahbirin Noor itu.
Guru Rani, panggilan akrabnya, adalah zuriah atau keturunan dari Datuk Kelampayan.
Rumah yang ditinggalinya saat ini adalah rumah yang sebelumnya ditinggal Datu Kelampayan.
"Saya berharap ada keberkahan untuk warga Provinsi Kalimantan Timur dan rakyat Indonesia umumnya, sebagian tanah dan air yang berasal dari berbagai provinsi, termasuk dari Kalimantan Selatan, ditempatkan di lokasi pembangunan ibu kota negara," katanya kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (14/3/2022).
Baca juga: Harta Kekayaan Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Termuda yang Diundang Jokowi ke IKN, Total Rp7,6 M
Awalnya, Guru Rani mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan dari keinginan tanah datuknya diambil utusan khusus dari Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an dan Tahfiz Darussalam Martapura.
Belakangan, tujuan dari tanah itu untuk dibawa ke lokasi IKN Nusantara yang menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
"Saya berharap ada barokah. Saya ambilkan di bawah tempat tidur Datu Kelampayan.
Saya yang mengambil, tak banyak, sekitar dua kilogram," katanya.
Sebelumnya, Sabtu (12/3/2022), memang ada yang meminta tanah di sekitar rumah datuknya.